PMUI Kuartal III-2025: Laba Bersih Meroket 25,99%!

JogloNesia – JAKARTA. PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) berhasil menjaga kinerja profitabilitas pada kuartal III-2025, meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Capaian ini menunjukkan ketahanan operasional perseroan di tengah tantangan pasar.

Advertisements

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2025, yang dikutip pada Kamis (23/10/2025), PMUI membukukan pendapatan sebesar Rp 2,82 triliun. Angka ini terkoreksi 5,55% secara tahunan (year-on-year/YoY). Penurunan pendapatan ini merata di seluruh lini bisnis yang dijalankan oleh PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk.

Secara lebih rinci, penjualan barang mengalami kontraksi 28,90% YoY menjadi Rp 2,15 triliun. Pendapatan dari jasa dan komisi juga turun tajam sebesar 30% YoY, mencapai Rp 141,94 miliar. Begitu pula dengan penjualan makanan dan minuman yang menyusut 31,74% YoY menjadi Rp 251,73 miliar, serta produk perawatan yang menurun 16,42% YoY menjadi Rp 281,41 miliar. Data ini mencerminkan tekanan pada segmen-segmen inti pendapatan PMUI.

Namun demikian, strategi efisiensi biaya yang diterapkan PMUI terbukti ampuh menopang profitabilitas. Beban pokok penjualan berhasil ditekan hingga 5,88% YoY menjadi Rp 2,64 triliun. Berkat langkah ini, laba kotor PMUI hanya terkoreksi tipis 0,74% YoY, dengan nilai sebesar Rp 184,47 miliar, sebuah indikasi kuat dari manajemen biaya yang efektif.

Advertisements

Langkah efisiensi operasional juga menjadi kunci dalam mendongkrak kinerja laba PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. Beban penjualan berhasil dipangkas dari Rp 96,22 miliar menjadi Rp 91,01 miliar. Sejalan dengan itu, beban umum dan administrasi juga menurun dari Rp 50,24 miliar menjadi Rp 46,36 miliar. Hasil dari efisiensi yang komprehensif ini adalah lonjakan laba usaha PMUI sebesar 16,82% YoY, mencapai Rp 51,79 miliar.

Selain optimalisasi biaya, pendapatan keuangan juga memberikan kontribusi positif yang signifikan, melonjak menjadi Rp 1,56 miliar dari sebelumnya Rp 824,81 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, biaya keuangan berhasil ditekan tipis dari Rp 7,74 miliar menjadi Rp 7,49 miliar. Kombinasi faktor-faktor ini turut mendorong peningkatan laba PMUI.

Dengan berbagai capaian tersebut, laba sebelum pajak perusahaan naik 22,58% YoY menjadi Rp 45,86 miliar. Meskipun beban pajak penghasilan meningkat 21,18% YoY menjadi Rp 9,94 miliar, laba bersih PMUI tetap mencatat pertumbuhan impresif sebesar 25,99% YoY, mencapai Rp 33,73 miliar. Pertumbuhan laba per saham juga mengikuti, naik menjadi Rp 5,82 per saham dibandingkan Rp 5,77 per saham pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Melihat kondisi neraca, total aset PMUI per 30 September 2025 menunjukkan penguatan signifikan, mencapai Rp 531,16 miliar, meningkat dari Rp 458,39 miliar per 31 Desember 2024. Peningkatan ini didorong oleh aset lancar yang naik dari Rp 406,69 miliar menjadi Rp 479,05 miliar, serta aset tidak lancar yang sedikit tumbuh dari Rp 51,70 miliar menjadi Rp 52,11 miliar.

Di sisi lain, kondisi finansial PMUI semakin solid dengan penurunan liabilitas perusahaan yang sangat signifikan, dari Rp 247,04 miliar menjadi hanya Rp 79,97 miliar. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan melonjak tajam dari Rp 211,35 miliar pada akhir tahun lalu menjadi Rp 451,18 miliar. Perkembangan neraca ini menegaskan kesehatan finansial dan posisi modal yang semakin kuat bagi PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk.

Ringkasan

PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan sebesar 25,99% menjadi Rp 33,73 miliar pada kuartal III-2025, meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan 5,55% secara tahunan menjadi Rp 2,82 triliun. Penurunan pendapatan ini merata di berbagai lini bisnis perseroan. Pencapaian laba ini didorong oleh strategi efisiensi biaya yang kuat, termasuk penekanan beban pokok penjualan sebesar 5,88% serta pengurangan beban penjualan dan administrasi, yang menghasilkan peningkatan laba usaha 16,82%.

Selain efisiensi operasional, pendapatan keuangan yang melonjak dan sedikitnya penurunan biaya keuangan juga berkontribusi pada pertumbuhan laba. Kondisi neraca PMUI juga menunjukkan penguatan substansial, dengan total aset mencapai Rp 531,16 miliar. Liabilitas perusahaan berhasil ditekan drastis, sementara ekuitas perseroan melonjak tajam, mengindikasikan posisi finansial yang semakin solid dan sehat.

Advertisements