
JAKARTA – Kabar gembira bagi investor PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI). Emiten batu bara yang terafiliasi dengan konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini telah mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025. Nilai dividen yang akan dibagikan mencapai US$250 juta, atau setara dengan lebih dari Rp3,9 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.600 per dolar AS.
Keputusan krusial mengenai pembagian dividen interim AADI ini ditetapkan oleh direksi dan dewan komisaris perseroan pada tanggal 7 November 2025. Sumber dana untuk dividen ini berasal dari laba bersih yang berhasil dibukukan Adaro Andalan Indonesia selama periode sembilan bulan, berakhir pada 30 September 2025.
Untuk memastikan kelancaran proses, AADI telah merilis jadwal dividen interim yang detail. Tanggal pencatatan atau recording date bagi pemegang saham yang berhak menerima dividen jatuh pada 19 November 2025, sedangkan pembayaran dividen akan dieksekusi pada 27 November 2025. Para investor perlu mencermati jadwal penting perdagangan saham AADI di Bursa Efek Indonesia (BEI) berikut ini:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 17 November 2025
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 18 November 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 19 November 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 20 November 2025
Perlu dicatat bahwa konversi dari dolar AS ke rupiah akan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 19 November 2025. Informasi mengenai kurs ini akan diumumkan secara resmi melalui situs web BEI dan situs web resmi Adaro Andalan Indonesia.
Proses pembayaran dividen akan dilakukan dalam mata uang rupiah. Bagi pemegang saham yang tercatat dalam sistem penitipan kolektif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dana dividen akan langsung didistribusikan ke rekening efek masing-masing. Ini menjamin kemudahan dan efisiensi bagi sebagian besar investor.
Namun, bagi pemegang saham AADI yang belum tercatat di KSEI, penting untuk mengirimkan instruksi pembayaran ke PT Datindo Entrycom. Batas waktu penyerahan instruksi ini adalah pada 19 November 2025, pukul 16.00 WIB, sebagaimana tertera dalam keterbukaan informasi resmi perseroan.
Aspek perpajakan juga menjadi perhatian. Adaro Andalan Indonesia menjelaskan bahwa pemegang saham asing yang berasal dari negara tanpa perjanjian Pajak Berganda (P3B) akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 sebesar 20%. Sementara itu, bagi pemegang saham dari negara yang memiliki P3B, tarif pajak yang lebih rendah akan berlaku sesuai ketentuan. Untuk itu, mereka wajib menyerahkan dokumen Form DGT atau Certificate of Residence kepada KSEI atau biro administrasi efek sebelum batas waktu 19 November 2025 agar dapat memanfaatkan tarif yang sesuai.
Keputusan pembagian dividen interim ini mengirimkan sinyal kuat mengenai solidnya posisi kas Adaro Andalan Indonesia menjelang akhir tahun 2025. Hal ini terjadi di tengah dinamika dan fluktuasi harga batu bara global, menunjukkan ketahanan finansial perseroan.
Namun, di balik kabar dividen yang menarik ini, perlu dicermati kinerja finansial AADI. Berdasarkan catatan, Adaro Andalan Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar US$587,3 juta hingga September 2025. Angka ini setara dengan sekitar Rp9,8 triliun, mengacu pada kurs Jisdor Bank Indonesia Rp16.692 per dolar AS pada 30 September 2025.
Perlu digarisbawahi bahwa laba bersih AADI selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami penurunan signifikan. Jumlah tersebut tergerus hampir setengahnya, atau tepatnya 45,35% secara tahunan (year-on-year). Sebagai perbandingan, pada periode yang sama di tahun sebelumnya, Adaro Andalan Indonesia berhasil membukukan laba bersih yang jauh lebih tinggi, mencapai US$1,07 miliar.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan melemahnya pendapatan usaha AADI. Sepanjang Januari-September 2025, pendapatan usaha perseroan turun 10,88% menjadi US$3,6 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan pendapatan sebelumnya yang mencapai US$4,04 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Mayoritas pendapatan Adaro Andalan Indonesia masih didominasi oleh segmen penjualan batu bara. Penjualan ekspor ke pihak ketiga menyumbang US$2,78 miliar, sementara penjualan domestik ke pihak ketiga mencapai US$530,9 juta. Lebih lanjut, dari sisi pelanggan, AADI mencatatkan pendapatan signifikan sebesar US$697,8 juta dari TNB Fuel Services Sdn. Bhd., menunjukkan pentingnya kerja sama dengan mitra strategis.
Di sisi lain, AADI berhasil menekan beban pokok penjualan, yang turun sebesar 9,02% secara tahunan menjadi US$2,66 miliar. Angka ini lebih rendah dari US$2,93 miliar yang tercatat pada periode sebelumnya.
Meskipun ada penurunan beban pokok penjualan, laba bruto AADI tetap tercatat menurun. Penurunan sebesar 15,76% secara tahunan ini membawa laba bruto menjadi US$943,2 juta, dari sebelumnya mencapai US$1,1 miliar.
Ringkasan
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) akan membagikan dividen interim sebesar US$250 juta (sekitar Rp3,9 triliun) untuk tahun buku 2025. Keputusan ini diambil pada 7 November 2025, bersumber dari laba bersih sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025. Pemegang saham yang berhak menerima dividen akan dicatat pada 19 November 2025, dengan pembayaran dilakukan pada 27 November 2025. Pembayaran akan dalam rupiah, mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal pencatatan.
Pembagian dividen ini dilakukan di tengah penurunan kinerja keuangan AADI. Laba bersih perseroan tercatat sebesar US$587,3 juta hingga September 2025, menurun 45,35% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan laba ini sejalan dengan pendapatan usaha yang juga melemah 10,88% menjadi US$3,6 miliar. Meskipun beban pokok penjualan berhasil ditekan, laba bruto AADI turut menurun 15,76% menjadi US$943,2 juta.
JogloNesia Informasi Jogja Solo Indonesia