
JogloNesia JAKARTA — Pasar saham Indonesia mempunyai peluang penguatan pada akhir tahun didorong oleh momentum santa claus rally. Terdapat sejumlah saham yang diproyeksikan akan tersengat, seperti BMRI, ASII, hingga ANTM.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan signifikan, naik 21,76% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai perdagangan kemarin, Kamis (11/12/2025) di level 8.620,48.
IHSG pun berpotensi kembali meningkat didorong oleh beberapa katalis penting jelang akhir tahun atau saat momen santa claus rally. Momen tersebut merujuk pada tren kenaikan harga saham yang lazim terjadi pada pekan terakhir Desember.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan peluang terjadinya santa claus rally tahun ini masih cukup terbuka.
“Reli akhir tahun biasanya lebih dipengaruhi oleh faktor likuiditas, flow asing, dan window dressing. Selama arus dana asing tetap positif dan volatilitas global mereda setelah pemangkasan suku bunga The Fed, ruang penguatan tambahan masih ada,” kata Ekky kepada Bisnis pada Kamis (11/12/2025).
Indikator utama yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan inflow investor asing ke bank jumbo dan sektor-sektor berkapitalisasi besar, serta stabilitas rupiah menjelang akhir tahun.
: IHSG Dibuka Memerah: Saham Big Banks Jeblok, Saham Emas Kinclong
Adapun, pemangkasan suku bunga The Fed memiliki dampak signifikan terhadap arus dana asing ke Indonesia. Dengan biaya modal global yang lebih rendah, aset emerging markets seperti Indonesia menjadi lebih menarik.
“Dalam 1–2 bulan ke depan, saya melihat peluang aliran dana asing kembali meningkat, terutama jika rupiah stabil dan outlook penurunan suku bunga BI pada semester I/2026 semakin kuat,” ujar Ekky.
Untuk sahamnya, dia menilai saham berkapitalisasi besar atau big caps masih punya ruang mengejar ketertinggalan di akhir tahun. Saham-saham big caps saat ini memang tertinggal dibandingkan IHSG. Saat IHSG melonjak, indeks LQ45 hanya tumbuh 2,47% ytd. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa reli lebih banyak ditopang saham lapis kedua dan ketiga, bukan oleh emiten berkapitalisasi besar.
Ekky menilai begitu likuiditas asing kembali masuk, rotasi ke big caps biasanya menguat. Saham-saham seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM), hingga emiten energi besar berpotensi mendapatkan aliran dana menjelang window dressing karena kapitalisasi besar menjadi tujuan utama investor institusi.
“Mid small caps kemungkinan tetap bergerak, tetapi kontribusi penggerak indeks menjelang akhir tahun biasanya kembali didominasi oleh big caps,” kata Ekky.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta juga mengatakan secara historis, IHSG cenderung menguat pada Desember, terutama pada beberapa hari jelang perdagangan terakhir.
Terdapat sejumlah faktor pendorong santa claus rally yakni aktivitas window dressing ataupun rebalancing portofolio akhir tahun, di mana investor institusi mengambil posisi dan mengubah alokasi.
: Pilah-pilih Saham Transportasi Saat Musim Libur Akhir Tahun Tiba
Volume perdagangan yang rendah karena musim liburan juga mendorong harga lebih mudah bergerak naik jika ada pembelian. Sentimen positif liburan atau suasana gift giving investor ritel juga lebih optimis.
“Hal ini tentunya didukung berita ekonomi yang positif jelang tahun baru. Stimulus fiskal atau kebijakan yang memacu pasar pada tahun depan bisa memancing anticipation rally,” kata Nafan.
Dia mencatat sejumlah saham bisa menjadi pilihan investor saat momen santa claus rally di antaranya saham tambang PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Archi Indondesia Tbk. (ARCI), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS).
Selain itu, terdapat potensi penguatan di saham bank jumbo seperti BBCA hingga BMRI. Lalu, saham minyak dan gas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), hingga PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
JogloNesia Informasi Jogja Solo Indonesia