JogloNesia – , JAKARTA — Pasar modal Indonesia terus menunjukkan dinamikanya dengan minat investor yang tinggi terhadap penawaran saham perdana (IPO) ke publik. Terkini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa tujuh perusahaan saat ini tengah mengantre dalam pipeline untuk melantai di Bursa, menandakan optimisme yang masih kuat di tengah kondisi pasar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, merinci bahwa dari tujuh calon emiten tersebut, tiga di antaranya merupakan perusahaan berskala besar dengan nilai aset di atas Rp250 miliar. Sementara itu, empat perusahaan lainnya tergolong berskala menengah, dengan aset berkisar antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Secara sektoral, diversifikasi terlihat jelas dalam antrean IPO ini. Ada dua perusahaan yang berasal dari sektor bahan baku dasar (basic materials), dua dari sektor industri, satu dari sektor keuangan, satu dari sektor teknologi, serta satu perusahaan lainnya dari sektor transportasi dan logistik. Keberagaman ini menunjukkan ketertarikan pasar terhadap berbagai lini bisnis.
Meski pasar IPO menghadapi volatilitas, Joe Lai, Financial Accounting Advisory Services Leader EY Indonesia, melihatnya sebagai peluang unik bagi perusahaan yang siap menghadapi tantangan dengan pandangan strategis ke depan. Ia menambahkan bahwa kehati-hatian investor dan calon kandidat IPO akan terus berlanjut di tengah ketidakpastian, namun hal ini justru dianggap sebagai kesempatan untuk pendekatan IPO yang lebih matang dan terencana, bukan penghalang.
Senada dengan pandangan tersebut, Senior Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menyoroti tren menarik. Meskipun jumlah perusahaan yang melantai di Bursa pada tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun lalu, minat investor dalam memanfaatkan peluang IPO tetap tinggi. Menurut Sukarno, investor kini semakin selektif, hanya akan berinvestasi jika valuasi perusahaan masuk akal dan prospeknya jelas. Menariknya, walau jumlah IPO berkurang, total dana yang berhasil dihimpun justru meningkat karena banyak emiten besar yang melakukan IPO di tahun ini.
Data dari BEI hingga 8 Agustus 2025 menegaskan geliat pasar modal, dengan total 22 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa, berhasil menghimpun dana sebesar Rp10,39 triliun. Angka ini mencerminkan kapasitas pasar untuk menyerap penawaran besar.
Beberapa emiten baru yang melantai di Bursa pada bulan lalu menjadi bukti nyata antusiasme ini, seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), hingga PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN). Kinerja saham mereka pasca-IPO pun mencuri perhatian.
Misalnya, harga saham CDIA melesat impresif 731,58% sejak IPO bulan lalu, ditutup di level Rp1.580 per lembar pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (8/8/2025). Sementara itu, saham MERI naik 117,19% sejak melantai di Bursa, dengan penutupan di level Rp278. Puncaknya, saham COIN melonjak fantastis 1.500% sejak pertama kali diperdagangkan, ditutup di level Rp1.600 per lembar, menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan dari investasi IPO yang selektif.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa tujuh perusahaan saat ini tengah mengantre untuk penawaran saham perdana (IPO), menandakan minat tinggi di pasar modal Indonesia. Dari jumlah tersebut, tiga perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp250 miliar dan empat lainnya berskala menengah. Calon emiten ini tersebar di berbagai sektor, termasuk bahan baku, industri, keuangan, teknologi, serta transportasi dan logistik.
Meskipun jumlah IPO cenderung menurun tahun ini, total dana yang dihimpun justru meningkat karena banyaknya emiten besar yang melantai, menunjukkan investor yang lebih selektif. Hingga 8 Agustus 2025, 22 perusahaan telah tercatat di BEI dengan dana terkumpul Rp10,39 triliun. Emiten baru seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) telah menunjukkan kinerja saham yang impresif pasca-IPO, seperti COIN yang melonjak 1.500%.
JogloNesia Informasi Jogja Solo Indonesia