Panduan Singkat Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal

Panduan Singkat Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal

Joglonesia – Jika Anda tertarik untuk mengembangkan usaha rumahan, berikut ini panduan singkat budidaya ikan nila di kolam terpal yang bisa menjadi ide segar.

Ikan Nila menjadi salah satu jenis ikan yang paling umum dipelihara untuk dibudidayakan dan menempati peringkat kedua dunia setelah ikan mas. Spesies ikan Nila Nil (Oreochromis niloticus) menjadi salah satu yang paling banyak dibudidayakan dis eluruh dunia, bahkan, ikan ini dikabarkan menyumbang skitar 75 persen dari total yang ada di pertanian ikan.

Dalam hal pembudidayaan, ikan ini cukup terkenal mengingat mereka serbaguna dan mampu hidup dalam berbagai lingkungan akuakultur yang mana dapat dibudidayakan dengan air payau, air asin dan juga dengan sistem kolam tanah, kolam semen, akuarium dan juga berbagai jenis kolam lainnya. Namun, pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana budidaya ikan nila dalam kolam terpal.

Ikan Nila termasuk hewan omnivora yang mana mereka akan memakan jenis makanan hewani, nabati dan juga plankton atau alga. Bahkan mereka juga menyukai serangga seperti jangkrik. Untuk kualitas pakan sendiri ikan ini tergolong cukup rendah jika dibandingkan dengan ikan lain yang mana menjadikan Nila cocok untuk diberi makanan dengan kualitas gizi yang rendah pula.

Mungkin karena ini pulalah banyak petani ikan memilih untuk membudidayakan ikan Nila dibanding dengan ikan lain karena biaya pakan yang relatif lebih terjangkau dan mudah didapatkan.

Bagaimana Budidaya Ikan Nila

Ikan Nila memiliki sifat bersaing antara betina dan jantan, namun perlu Anda ketahui bahwa ikan jantan tumbuh dewasa lebih cepat dibandinmgkan dengan betina. Hal ini juga yang menjadikan beberapa petani memisahkan antara pejantan dan betina dalam proses budidaya ikan nila di kolam terpal. Hal ini karena ikan jantan lebih menguntungkan karena pertumbuhan yang cepat secara otomatis biaya dan waktu yang dibutuhkan lebih sedikit.

Saat ini, beberapa petani modern di negara maju telah mengembangkan teknik untuk mencoba menghasilkan hanya anakan jantan. Metode ini memanfaatkan kemajuan genetik yakni teknik metiltestoteron (MT) dan juga Persilangan (YY).

Untuk teknik metiltestosteron, caranya dengan penambahan metiltestoteron ke dalam makanan yang dikonsumsi untuk ikan betina yang sudah berusia remaja. Sedangkan untuk ikan jantan dibiarkan seperti biasa pada kolam terpisah. Langkah ini memang tidak bisa mengunah jenis kelamin betina, namun akan membuat betina tumbuh seperti nia Jantan.

Namun penelitian dengan metode ini sementara belumbisa diterapkan karena dapat meyebabkan kerusakan pada hati ikan meskipun tidak ditemukan bahan kimia yang tersisa saat pemanenan. Daripengalaman inilah akhirnya penelitian dilanjutkan dan menghasilkan metode baru yakni persilangan (YY) yang mana metode ini mampu menghasilkan kromoson jantan.

Dari hasil persilangan ini akan meghasilkan keturunan yang di kawinkan silang lagi sampai menghasilkan keturunan yang terbaik. Beberapa benih yang bagus akan dipidahkan dengan yang lain dan mereka akan dibesarkan untuk menjadi indukan.

Kolam Terpal Ikan Nila

Cara terbaik dalam budidaya ikan nila adalah menggunakan kolam tanah, hal ini karena kolam tanah dipercaya memilkiki resiko paling kecil dibandingkan dengan kolam lain. Namun, seiring dengan kemajuan jaman, beberapa kolam mulai diterapkan mengingat lebih efisien dan menghemat biaya. Selain itu, kolam terpal dapat ditempatkan dimana saja dan bahkan dapat dipindah dengan mudah.

Penggunaan kolam terpal untuk memelihara Nila menjadi jawaban bagi petani ikan yang memiliki lahan sempit namun tetap ingin beternak ikan tanpa harus mengeluarkan tenaga ektra dalam membuat kolam tanah. Namun tentunya ada keuntungan dan kerugian yang harus dihadapi dan salah satu kelemahan dalam kolam terpal adalah rentan terhadap bocor.

Untuk itulah, setelah penggunaan beberapa kali, terpal harus di benahi tau bahkan diganti baru, juga pembuatan penopang dinding kolam juga harus kuat dan tidak ada benda tajam disekitar kolam. Sedangkan untuk kolam terpal sendiri, sangat disarankan dengan bentuk melingkar, hal ini agar ikan merasa lebih leluasa dalam berenang dipinggir tanpa menemukan sudut.

Bagian dinding sendiri, Anda bisa menggunakan bambu utuh yang ditancapkan ketanah sebagai penopanng dan dianyam dengan bilah bambu untuk memperkuat setiap bagian dinding. Pastikan, posisi dasal kolam juga harus rata. Hal ini berfungsi untuk menjaga kesemibangan tekanan air jangan sampai membebani salah satu sudut.

Setelah kolam siap, ada beberapa persiapan yang harus Anda lakukan, diantaranya adalah:

  • Bersihkan kolam dari sisa sia kotoran dan bahan kimia lain dengan menggunakan air bersih.
  • Mulai isi kolam dengan air sampai ketinggian sekitar 30cm.
  • Anda bisa menambahkan larutan larutan bio organik seperti GDM SaMe Granule.
  • Diamkan air dalam kolam mengendap selama 5 – 10 hari.

Penggunaan larutan bio oragnik ini bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami berupa plangkton sekaligus menghilangkan penyakit yang mengganggu pertumbuhan ikan Nila. Anda bisa menemukan larutan lain yang sejenis di toko peternakan.

Proses Pembenihan

Jika Anda berencana untuk melakukan pembenihan mandiri, langkah ideal adalah memiliki induk 3 betina dan satu jantan. Karena, telur telur itu nantinya tidak akan dibiarkan di erami dalam mulut ikan untuk mencegah mereka tertelan. Ini akan memudahkan kontrol dalam penetasan yang lebih baik. Selain itu dapat membuat ikan betina menghasilkan keturunan yang bagus pada proses pemijahan selanjutnya.

Untuk kolam pemijahan juga harus dibuat terpisah dengan kolam pembesaran agar indukkan lebih tenang dan tidak mengalami stres. Anda bisa membuat kolam yang lebih kecil dari ukuran sebelumnya.

Untuk proses pembenihan sendiri cukup membutuhkan tenaga extra. Jadi jika Anda tidak ingin repot, Anda bisa membeli benih langsung ke petani ikan yang menyediakan benih ikan Nila dengan kualitas bagus.

Pasca-pembenihan

Telur telur yang mulai berubah menjadi burayak dipindahkan dan ditempatkan di lokasi kusus pembesaran. Perlu Anda ingat bahwa kualitas air pembesaran benih harus terkontrol dengan baik karena kualias air yang buruk justru akan membunuh kawanan ikan kecil ini. Untuk kadar oksigen yang ideal adalah 4mg/l air, namun untuk ikan Nila anakan dapat bertahan hingga 2mg/l. Hanya saja, jangan membirkan kualitas air yang terendah agar benih yang didapat juga terbaik.

Sedangkan tingkat pH air yang ideal, biasanya petani benih Nila menerapkan pH sebesar 6.5 dengan suhu paling rendah 25 derajat. Hal ini akan membantu pertumbuhan alga untuk dikonsumsi atau sebagai makanan burayak Nila.

Untuk proses selanjutnya yakni pembesaran ikan yang mana tingkat kepadatan yang ideal adalah 60 kg/m kubik. Namun ini juga tergantung dari kualitas air di daerah Anda. Perlu Anda ketahui bahwa tingkat kepadatan yang berlebih akan menimbulkan dampak yang kurang bagus untuk pertumbuhan ikan. Sedangkan kepadatan yang terlalu longgar menyebabkan ikan lebih agresif dan kualias daging kurang bagus.

Keuntungan Budidaya Nila

Bagi sebagian orang yang beternak Nila melihat bahwa ikan ini lebih banyak menghasilkan keuntungan dibanding dengan keruguan yang didapat. Selain lebih mudah dalam proses peternakan, mereka adalah ikan yang tidak membutuhkan biayua besar terutama dalam hal penyediaan makanan. Selain itu, ada salah atu keuntungan lain jika dibandingkan dengan negara lain yang mana ikan ini tumbuh subur di negara dengan iklimk tropis.

Beberapa keuntungan lain seperti tercantum dibawah ini:

  • Lebih mudah dalam proses pembesaran ikan.
  • Dapat tumbuh lebih cepat terutama ikan jantan.
  • Dagingnya enak dengan tektus yang khas.
  • Janis makanan yang digunakan cukup mudah dan murah.
  • Tidak rentan terhadap penyakit.
  • Proses pemijahan pembenihan yang lebih mudah.
  • Mampu bertahan hidup dalam lingkungan dan lokasi air yang kurang bagus.
  • Tersedia banyak spesies Ikan nila yang berbeda diantaranya adalah ikan nila Nil (Oreochromis niloticus), nila redbelly (Nila zillii), ikan nila Mozambik (mossambicus), nila biru (aureus), dan ikan nila berdada merah (T.rendalli).

Syarat dalam Beternak Ikan Nila

Tentu saja, dalam hal budidaya ikan Nila di kolam terpal ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian Anda untuk memiliki ikan dengan kualitas yang bagus dan banyak diminati pembeli. Salah satunya adalah dalam hal pemilihan lokasi yang mana Anda perlu mempertimbangkan pasokan air, kondisi lokasi dan juga topografi. Ini sangat penting terutama sebelu memulai pembuatan kolam. Alasan dari hal ini meliputi:

Air: Anda bisa mendapatkan air darimana saja seperti air tanah, air sungai atau mata air lainnya, namun jangan sekali-kali menggunakan air dari limbah yang tercemar. Hal ini karena, meskipun ikan mungkin dapat bertahan hidup, akan tetapi kualitas daging yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Iklim: Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan nila berkisar antara 25 hingga 30 derajat celsius yang mana suhu ini cocok dengan iklim di Indonesia. Sedangkan untuk suhu air dibawahnya dapat menjadiancaman bagi ikan dan menjadikan pertumbuhan terhambat.

Tempat: Kolam terpal sebaiknya ditempatkan dilokasi yang terkena paparan sinar matahari langsung. Hal ini agar selama seharian bisa memperoleh cahaya yang mana ini akan membantu pertumbuhan plankton sebagai makanan ikan. Selain itu, kolam tidak terlalujauh dari rumah agar proses pengawasan lebih mudah, terutama dari gangguan predatir dan pencurian.

Topografi: Seperti telah disebutkan diatas, kondisi tanah yang lebut terutama dibagian dasar kolam sangat membantu menjaga kebocoran terpal. Untuk itu, sebelum pembuatan kolam, sebaiknya tanah diatur sedemikian rupa. Usahakan agar bisa menjadi datar, rata dan terbebas dari bahan atau benda lain yang mengakibatkan terpal bocor.

Nah, itulah tadi bagaimana proses dan cara budidaya ikan nila dalam kolam terpal yang lebih efisien dan ramah dikantong. Semoga ini bisa menjadikan inspirasi buat Anda terutama bagi pemula yang ingin mencoba peruntungan dengan hobi peternakan ikan.