Mengapa Memilih Budidaya Jagung Hibrida

Mengapa Memilih Budidaya Jagung Hibrida?

Joglonesia – Tahukah kalian kenapa para petani lebih memilih budidaya jagung hibrida dibandingkan dengan menanam jagung biasa? Benarkah lebih menguntungkan?

Menikmati jagung rebus bersama keluarga saat turun hujan gerimis adalah moment yang indah. Terlebih lagi ditemani dengan secangkir teh hangat dengan alunan musik klasik. Ya, jagung banyak sekali kita temukan di Indonesia dengan berbagai macam olahan langsung seperti jagung rebus, jagung bakar ataupun jagung keju.

Pemanfaatan jagung sendiri cukup banyak selain untuk direbus dan dibakar, nyatanya banyak sekali camilan dan produk lain yang menggunakan bahan dasar jagung seperti gula, minyak, tepung dan lain sebagainya. Namun, pernahkan terlintas di benak kita bagaimana menanam dan budidaya jagung ini sendiri.

Perlu Anda ketahui bahwa jangung merupakan sumber karbohidrat yang baik dimana ada beberapa daerah di Indonesia yang menggunakan jagung sebagai makanan pokok. Mereka menamakan ini dengan beras jagung yang mana jagung diolah seperti biasa dan dimakan dengan sayuran dan lauk.

Proses pertanian jagung juga telah mengalami perubahan dimana yang terbaru adalah penggunaan jagung hibrida yang mana jenis ini lebih dipilih oleh para petani karena berbagai keuntungan yang lebih banyak jika dibanding dengan jagung biasa. Lantas, apa saja dan bagaimana proses budidaya jagung hibrida ini?

Mengenal Jagung Hibrida

Jagung termasuk dalam kategori tanaman pokok yang mana bisa diolah menjadi minyak, tepung maizena, bahan kosmetik dan juga untuk makanan ternak seperti unggas.

Tanaman ini paling cocok ditanam dengan paparan sinar matahai penuh selama seharian dengan pH tanah berkisar antara 5.5 hingga 7 dengan suhu udara sekitar 20 hingga maksimal 33 derajat celsius. Tanah juga tidak harus menuntuk pada jenis tanah tertentu karena bisa ditanam di tanah liat, tanah gembur bahkan tanah vulkanik.

Perkembangan budidaya jagung hibrida memang telah mengalami revolusi dimana inovasi terus dikembangkan agar tanaman ini semakin produktif. Varietas hibrida juga terus dikembangkan oleh ahli pertanian dengan penyerbukan terbuka dan terkontrol dan juga tempat darimana mereka berasal.

Bahkan, pengembangan hibrida ini juga tidak hanya pada jangung saja, melainkan lebih luas lagi seperti tanaman padi dan juga kapas. Sayangnya, jenis tanaman ini belum bisa di tanam dengan sistem hidroponik.

Dilihat secara teknis, untuk jenis hibrida yang paling baik dihasilkan oleh generasi pertama dari persilangan antara 2 genotipe yang berbeda dimana untuk generasi ini lebih banyak digunakan untuk tujuan komersil.

Proses Budidaya Jagung Hibrida

Sampai sejauh ini masih ada silang pendapat mengenai jarak tanam yang ideal dimana sebagian petani menyarankan untuk memberikan jarak antar tanaman sejauh 1 meter agar hasil produksi lebih banyak. Tapi pada kenyataannya, ini meningkatkan biaya dalam proses pertanian dan bahkan, hasil panen kurang melimpah.

Sedangkan jarak antar tanaman juga dipengaruhi oleh kondisi tanah dan letak geografis daerah tersebut. Untuk itulah, ada rekomendasi yang bisa kita gunakan untuk menetukan tingkat kerapatan pertanian jagung ini. Namun ini juga tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah:

Pengelolaan Tanah: Jika kondisi tanah sangat subur, maka tingkat kerapatan tanaman bisa dilakukan dengan melihat juga kondisi pertumbuhan. Dan ini juga berlaku sebaliknya, dimana semakin banyak benih yang kita tabur, semakin banyak usaha kita untuk melakukan penyuburan tanah, irigasi dan pengelolaan perawatan tanaman.

Jenis tanaman: Jika tanaman jagung memiliki jenis pendek, maka jarak antar tanaman bisa lebih dekat yang mana tingkat kepadatan tanaman ini dalam satu lahan lebih tinggi. Dan jika tanaman jagung hibrida tingi, maka tingkat kerapatan tanaman juga harus lebih rendah.

Untuk proses penanaman sendiri biasanya petani menggunakan sistem tabur biji langsung ke area tanam, bukan lagi menggunakan tunas karena cara in lebih efektif dalam hal tenaga. Kelemahan dalam sitem ini biasanya ada beberapa biji yang tidak tumbuh tunas karena mati atau hal lain. Untuk itulah perlu diadakan pemeriksaan dan penaburan benih ulang khusus yang tidak tumbuh.

Persiapan Lahan Budidaya Jagung Hibrida

Sebelum penaburan benih tentunya Anda harus menyiapkan lahan yang akan digunakan untuk penanaman jagung. Petani bisa menggunakan sistem bedengan yang diyakni lebih efektif untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas produksi, juga terkait dengan irigasi. Untuk pH tanah yang ideal dalam penanaman jagung hibrida sendiri adalah antara 5.5 hingga maksimal 7 dengan paparan sinar matahari selama 7-8 jam.

Selain itu, pembersihan gulma perlu dilakukan agar tidak ada persaingan antara tunas muda dengan mereka. Pembuatan sistem bedengan ini sekaligus membuat tanah area tanam lebih gembur. Gunakan cangkul atau sekop untuk membuat sistem ini jika dilakukan dengan cara manual, namun bisa juga dilakukan dengan traktor jika lokasi tanam sangat luas.

Dalam proses budidaya jagung hibrida, sebelum penanaman benih, tambahkan pupuk organik untuk mengingkatkan kesuburan tanah. Penambahan pupuk ini sebaiknya dilakukan 5 hari sebelum tanam benih. Anda juga bisa menambahkan dengan pupuk kimia, namun sebaiknya penggunaan pupuk ini jangan terlalu banyak. Hal ini karena pupuk kimia dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah, pencemaran air dan juga lingkungan jika dilakukan dalam jangka panjang.

Jika lahan telah siap, Anda bisa melanjutkan dengan penaburan benih jagung yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 meter tiap baris. Dalam setiap lubang tanam, tempatkan 2 butir biji jagung dengan kedalaman 5 cm dan kemudian tutup dengan tanah dan siram.

Perawatan Tanaman

Saat benih mulai tumbuh, Anda harus tetap melakukan penyiraman secara rutin sampai akar tanaman benar benar menyebar dan kuat untuk mengambil air dari bedengan irigasi. Pastikan kondisi tanah selalu lembab agar tanaman tidak kekeringan dan kekurangan nutrisi. Hal ini bisa menyebabkan buruknya hasil buah atau lebih parah lagi kematian pada tanaman.

Pembersihan gulma dan tanaman lain juga dilakukan terutama saat tunas masih muda. Juga ketika ketinggian tanaman jagung masih dibawah 1 meter. Setelah batas ketinggian tanaman terlewati, gulma bukan lagi masalah serius yang menggangu. Namun jika Anda tetap ingin membersihkannya, itu lebih baik. Interval pembersihan gulma bisa dilakukan setiap 2 sampai dengan 3 minggu sekali.

Selain gulma, ada juga hama dan penyakit yang mengganggu dan meyerang tanaman jagung Anda. Beberapa diantaranya adalah: Ulat, laba laba merah, lalat tutul dan juga tungau. Para petani jagung biasanya menggunakan cairan fungisida pembasmi hama dengan cara menyemprotkan ke tanaman langsung untuk membasmi hama pengganggu ini.

Sedangkan untuk penyakit tanaman jagung yang sering menyerang biasanya adalah

Pembusukan akar atau dikenal dengan sebutan Fusarium yang mana ini merupakan masalah utama tanaman jagung dimana kondisi ini dapat semakin meningkat ketika kondisi cuaca mendukung. Penyakit ini akan mengakibatkan tanaman layu total dan mati.

Jagung kerdil atau dikenal dengan sebutan mikoplasmosis. Penyakit ini ditandai dengan perubahan warna daun menjadi kuning dan mengakibatkan ruas memendek. Bahkan ini mempengaruhi hasil buah yang tidak maksimal dalam perkembangannya.

Wereng atau dikenal dengan nama Dalvulos maidis. Ini akan mengakibatkan infeksi pada tanaman jagung dan populasi penyakit ini semakin meningkat saat suhu udara semakin hangat.

Saran terbaik untuk pengendalian penyakit dilihat dari tiap kasus untuk menentukan pengobatan yang sesuai. Dalam hal ini, berkonsultasi dengan ahli pertanian lokal sangat direkomendasikan mengingat tiap kondisi daerah memiliki cara penanganan yang berbeda.

Proses Pamanenan

Dalam hal ini, proses pemanenan dapat dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yakni pada saat jagung masih muda dan kledua sudah benar benar siap panen. Untuk tahap awal atau jagung muda, ini harus melihat kondisi permintaan pasar. Lihat apakah banyak para tengkulak yang menginginkan jagung pada usia ini.

Biasanya, jagung muda ini digunakan untuk langsung dikonsumsi seperti untuk jagung bakar atau jagung rebus. Ini karena kebanyakan pembeli makanan ini lebih cenderung menyukai jagung muda yang rasanya lebih manis dibanding dengan jagung yang usia panen normal. Untuk pemanenan dengan tujuan ini, petani bisa mulai memetik saat usia jagung sekitar 60 hari dimana usia ini jagung cukup manis.

Namun, jika tujuan penanaman jagung untuk komersil industri, sebaiknya lakukan pemanenan saat jagung pada usia yang normal dimana permintaan pasar jauh lebih banyak dibanding dengan konsumsi langsung. Nah ini biasanya juga disebut dengan jagung kering yang mana usia panen bisa berkisar antara 90 hingga 100 hari.

Nah, itulah bagaimana panduan dalam budidaya jagung hibrida yang bisa Anda lakukan sendiri jika lahan yang Anda miliki cukup luas. Semoga bisa memberikan inspirasi terutama bagi yang masih pemula dalam bidang pertanian.