Budidaya udang vaname

Panduan Wirausaha Budidaya Udang Vaname

Budidaya udang vaname merupakan salah satu usaha yang menjanjikan selain kepiting bakau. Kenapa begitu? Apalagi jika bukan mengenai untung yang melimpah. Selain itu, melakukan usaha ini juga tidak sulit. Hampir setiap orang bisa melakukannya. Pemintaan akan udang vaname di pasar lokal selalu tinggi. Selain itu, permintaan dari pasar global juga tak kalah besarnya.

Seperti kita ketahui bahwa udang menjadi salah satu menu favorit di beberapa rumah makan dan restoran. Berbagai macam masakan disajikan dengan bahan dasar udang, baik dalam bentuk kering ataupun langsung dicampur dalam sayur.

Budidaya Udang Vaname

Udang vaname mengandung protein tinggi yang baik bagi pertumbuhan. Tak heran jika permintaan udang jenis ini terus naik. Nah, di sinilah kita bisa melihat peluang budidaya udang vaname yang memberikan sebuah peluang usaha bagus. Mau tahu caranya?

Berikut ini adalah panduan singkat yang akan membantu Anda menemukan inspirasi dan cara bagaimana proses pembudidayaan udang vaname dari tahap awal sampai akhir.

Tahap Persiapan Budidaya

Untuk melakukan budidaya udang vaname, kita perlu menyiapkan beberapa hal. Kita harus menyediakan kolam, air yang bersih, alat-alat yang dibutuhkan, serta mikroorganisme. Semua itu perlu kita lakukan agar udang bisa tumbuh dengan baik serta berkembang biak. Semakin baik kondisi kolam, semakin baik pula pertumbuhan para penghuninya. Yuk, kita simak bagaimana tahap persiapan ini!

a. Kolam untuk Budidaya

Pertama, kita harus memahami bahwa udang membutuhkan tempat tinggal yang kurang lebih sama dengan habitat asilnya. Karena udang hidup di air, maka kita perlu menyediakan kolam. Dalam hal ini kita pastikan kolam tersebut terdiri dari kolam tandon, kolam outlet, dan kolam IPAL. Tujuannya agar udang vaname bisa hidup nyaman meski dalam habitat tiruan.

b. Menyiapkan Air Kolam

Udang hidup di air. Isi kolam dengan air yang bersih. Perhatikan baik-baik setiap sisi kolam adakah lubang yang bisa menyebabkan kebocoran atau tidak. Udang akan mati tanpa air, maka pastikan airnya selalu cukup untuk hidup mereka. Isilah dengan ketinggian kira-kira 100 cm. Akan lebih baik dengan salinitas di atas 15 ppt.

c. Sediakan Alat-Alat yang Dibutuhkan

Tahukan kamu alat apa saja yang diperlukan dalam membuat tambak udang? Pertama, kamu butuh nanobubble. Alat ini berguna untuk menyuplai oksigen ke kolam yang telah dibuat tadi. Nanobubble membuat gelembung-gelembung sangat halus untuk mentransfer oksigen ke dalam tambak udang.

Kedua, kita membutuhkan jet buble. Fungsi alat ini adalah untuk mengarahkan air agar ke tengah kolam. Sehingga, materi organik atau sedimen berada dalam posisi yang sesuai. Ketiga, kita setidaknya memiliki satu anco. Alat ini digunakan untuk sampling udang.

Masih ada beberapa alat yang diperlukan untuk mengetahui kualitas air. Kita membutuhkan DO meter, secchi disk untuk mengetahui kecerahan air, dan pH meter untuk mengukur tingkat keasaman air. Selain itu ada HAD refractometer untuk mengukur salinitas air agar tetap berada di atas 15 ppt.

Lalu, tambak udang juga memerlukan TDS meter untuk menilai padatan terlarut dalam kolam dan Ammonia test kit untuk mengukur adanya zat amonia di dalam kolam. Jangan lupa botol sampel untuk tempat udang dan gayung untuk mengambil udang dari kolam.

Peralatan-peralatan tersebut baiknya sudah kita beli sebelum memutuskan untuk memasukkan udang ke dalam kolam. Karena, kita harus tahu kualitas air kolam untuk memastikan udang-udang tumbuh dan berkembang biak dengan baik.

d. Menyeterilkan Kolam

Kolam yang sudah siap, kita isi air setidaknya sedalam 100 cm. Kemudian, lanjutkan dengan proses sterilisasi. Air kolah harus bersih dari organisme yang bisa membahayakan benur atau bibit udang. Sebelum melakukan proses ini, perhatikan hal-hal ini:

  • Pastikan kamu tahu organisme apa yang ada di kolam.
  • Pilih produk sterilisasi yang sesuai untuk menghilangkan organisme berbahaya itu.
  • Tentukan produk atau obat yang tidak mencemari lingkungan.
  • Perhatikan cara menggunakan obat agar tidak terjadi kesalahan yang merusak air kolam.
  • Gunakan dosis yang sesuai.

Menyiapkan Pakan Udang

Apa pakan udang vaname itu? Kita perlu menyiapkan mikroorganisme sebagai pakan alami untuk udang. Para udang perlu menyesuaikan diri hidup di kolam yang memiliki lingkungan mirip dengan habitat asli mereka. Nah, plankton menjadi mikroorganisme yang dimakan udang di alam.

Maka, kita perlu plankton agar udang merasa seperti hidup di dunianya. Selain mikroorganisme pakan, kita juga memerlukan bakteri pengurai seperti bacillus untuk membantu mempercepat penguraian sisa amonia, nitrogen, dan bahan-bahan organik.

Saatnya Melakukan Budidaya Udang Vaname

Sudahkah kamu menyiapkan kolam untuk menambak udang? Kini saat melakukan budidaya udang vaname di kolammu. Apa saja yang perlu dilakukan?

a. Menebar Benur

Bibit udang atau benur harus diperiksa dulu sebelum ditebar di kolam. Lihat ukurannya apakah sudah sesuai yaitu ukuran PL 8-9. Pastikan benur bebas dari patogen. Pilih benur yang tahan penyakit dan bisa bertahan dalam perubahan lingkungan. Biasanya benur yang baik itu bisa berenang dengan lincah hingga melawan arus, ukurannya seragam, tubuhnya transparan, dan harus bebas bakteri dan virus. Setelah memastikan kualitas benur, barulah kita tebar di kolam.

b. Proses Memberi Pakan

Setelah benur ditebar di kolam, mereka akan makan pakan alami. Yaitu mikroorganisme yang ada di kolam tadi. Namun, ketersediaan plankton tentu terbatas. Hal itu karena habitat buatan memang tidak seperti alam yang sebenarnya. Untuk mengantisipasi kekurangan plankton, kita perlu memberikan pakan buatan. Sediakan setidaknya 3 kg per hari untuk sekitar seratus ribu ekor benur.

Untuk pemberian pakan selanjutnya, kita harus menghitung dengan benar. Pakan yang terlalu banyak bisa mengendap di dasar kolam. Hal ini menjadi penyebab tingginya amonia yang justru beracun bagi udang.

Perhatikan perilaku udang. Setelah satu jam pemberian pakan, lihat baik-baik apakah pakan itu langsung habis. Jika iya, artinya kita perlu menambahkan jumlah pakan pada 2 atau 3 hari berikutnya. Udang semakin besar, tentu pakan yang dibutuhkan semakin banyak.

c. Saatnya Mengambil Contoh Hasil

Setelah seminggu ditabur, kita perlu melakukan sampling. Di sini kita akan mengambil beberapa ekor udang vaname dan melihat kualitasnya. Apakah udang-udang tersebut tumbuh dengan baik. Adakah yang mati, apakah ukuran udang pas dengan usianya, apakah udang bisa bertahan di kolam yang kita buat.

Hal ini bertujuan untuk melihat perlakuan apa yang sudah pas dan yang masih perlu dibenahi. Baiknya, lakukan sampling setiap 5 hari sekali atau 7 hari sekali sesuai dengan kondisi udang.

d. Menjaga Kualitas Air

Lakukan pengukuran kualitas air secara berkala. Ukur pH, suhu, DO, kecerahan, dan ketinggian air setiap hari. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas air. Setiap minggu, ukur salinitas, nitrit, dan TAN kolam. Sedangkan untuk pengujian yang lain seperti uji total bakteri, plankton, dan lainnya bisa dilakukan sebulan sekali.

Menjaga kualitas air sama saja dengan menjaga kualitas hidup udang. Karena mereka hidup dan berkembang di air yang kita siapkan.

e. Obat-Obatan yang Diperlukan

Apakah udang perlu obat? Dalam lingkungan yang kurang baik, udang bisa mati. Pertumbuhan udang memang bergantung pada kualitas kolam.

Namun, kita perlu memperhatikan pengurangan dan penambahan air kolam juga sesuai dengan usia udang. Tambahkan siphon lumpur, probiotik, dan multivitamin agar udang tumbuh dengan kualitas terbaiknya.

f. Panen Udang Vaname

Tujuan dari budidaya adalah panen. Tentu saja, setelah berhari-hari memperhatikan udang, kita akan sangat bangga melihat mereka tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Saat mencapai batas budidaya, udang vaname memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Panen bisa dilakukan Ketika kolam sudah tidak bisa lagi menampung pertumbuhan udang yang semakin besar dan banyak. Panen juga bisa dilakukan Ketika udang terkena penyakit menular.

Sebenarnya ada tiga jenis panen udang vaname. Pertama, panen dini. Panen ini dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian karena udang sudah terkena penyakit menular. Jika tidak segera dipanen, kerugian bisa bertambah besar.

Kedua, panen parsial. Panen ini dilakukan Ketika kolam sudah tidak bisa menampung populasi jumlah udang. Jika ditunda, udang kekurangan tempat untuk bergerak. Inilah saat untuk memanen udang agar udang yang masih muda bisa tumbuh.

Ketiga, panen raya. Panen sesungguhnya dengan mengambil semua ikan yang sudah besar di dalam kolam. Kemudian menjualnya saat harga udang sedang tinggi. Hal ini akan memberikan keuntungan besar bagi kita yang melakukan budidaya udang vaname

Setelah Budidaya Udang Vaname

Tentu saja, Anda tidak akan melakukan budidaya ini hanya sekali saja. Ada proses penaburan benih selanjutnya untuk pembudidayaan yang kedua. Nah, kini saatnya merawat kolam setelah panen.

Tentu, lingkungan tempat udang vaname tumbuh juga perlu dirawat bahkan setelah masa panen. Bukankah kita akan menebar benur baru? Lalu apa saja yang kita harus lakukan setelah tahap budidaya ini?

a. Mengeringkan Air di Kolam

Proses pengeringan air kolam setidaknya memakan waktu antara 1 hingga 2 hari. Tentu hal ini tergantung dari jenis pompa yang kita gunakan. Siklus budidaya sebelumnya pasti meninggalkan kotoran, bakteri, dan berbagai jenis mikroba. Karena itu, airnya perlu dibuang dan diganti dengan yang baru.

b. Mencuci Plastik Terpal

Plastik terpal bekas budidaya sebelumnya meninggalkan bekas. Pencucian perlu dilakukan dengan menggunakan HCL konsentrasi rendah. Hal ini agar kerak kotoran yang menempel pada plastik bisa hilang.

Proses ini memakan waktu yang cukup lama tergantung dari petugas yang melakukannya. Biasanya butuh 1 hingga dua hari untuk membersihkan satu terpal.

c. Menjemur Plastik Terpal

Setelah dicuci, plastik terpal dijemur di bawah sinar matahari. Waktunya tergantung bagaimana kondisi cuaca itu sendiri. Jika panas sedang baik, maka waktu yang dibutuhkan tentu lebih sedikit.

Paling tidak penjemuran ini butuh waktu hingga kurang lebih satu minggu. Setelah itu baru plastik terpal bisa digunakan untuk melakukan budidaya udang vaname lagi.

d. Merawat Alat-Alat Budidaya Udang Vaname

Periksa semua alat-alat apakah masih berfungsi dengan baik. Nanobubble yang digunakan pada siklus budidaya sebelumnya tentu harus dibersihkan. Biasanya akan muncul kotoran berupa lumut. Selain itu, bisa timbul karat yang perlu dibersihkan dengan air.

Alat-alat lain seperti jet bubble dan anco juga perlu dibersihkan dari lumpur dan berbagai jenis kotoran lainnya. Alat yang awet tentu akan menghemat biaya pengeluaran, bukan?

Setelah mengetahui langkah-langkah budidaya udang vaname, apakah kamu tertarik dengan bisnis ini? Lahan yang dibutuhkan tidak terlalu luas, tergantung seberapa banyak udang yang ingin kamu panen. Selain itu, untung melimpah akan kita peroleh jika merawat udang-udang itu dengan baik. Ayo semangat berbisnis!