Budidaya Ulat Hongkong

Ingin Tahu Cara Budidaya Ulat Hongkong?

Ingin tahu cara budidaya ulat hongkong? Sebagian orang mungkin merasa jijik pada ulat. Hewan lunak dengan bulu-bulu ini juga ada yang bisa membuat gatal. Namun, ulat hongkong punya cerita yang berbeda.

Beberapa orang mungkin telah menyadari bahwa memelihara ulat hongkong bisa memberi banyak keuntungan. Serangga kecil ini ternyata dicari banyak orang loh. Untuk itu, hingga kini masih ada saja pebisnis yang mencari cara budidaya ulat hongkong.

Hanya saja perlu Anda ingat bahwa ulat ini bukan untuk dikonsumsi layaknya kerang hujau, melainkan untuk pakan ternak.

Tahukah kenapa? Karena ada banyak orang yang memelihara burung. Berbagai jenis burung itu butuh makanan. Nah, makanan bagi hewan unggas itu adalah ulat hongkong.

Mengenal Ulat Hongkong

Apa istimewanya ulat hongkong hingga banyak orang yang mencarinya? Ulat hongkong merupakan larva dari hewan yang bernama Tenebrio Molitor, yakni sejenis kumbang. Hewan ini memiliki ciri-ciri kulit mengkilap dan bergerak lincah. Namun, jika sedang stres ulat ini akan tampak pucat dan lemas.

Ulat hongkong hidup pada sisa-sisa tanaman atau jamur yang membusuk. Mereka memakan hewan lain yang lebih kecil. Ulat ini banyak dicari karena mengandung nutrisi berupa lemak dan protein. Keduanya tentu baik bagi unggas. Tubuh ulat terdiri dari 48% protein kasar dan 40% lemak kasar. Jumlah ini lebih banyak daripada pakan burung yang dijual di pasaran yang hanya 17% protein dan 5% lemak.

Selain sebagai pakan burung, ulat hongkong juga dibuat menjadi makanan suplemen. Hal itu dikarenakan kandungan nutrisinya yang memang tinggi protein dan lemak. Ulat hongkong juga diolah menjadi tepung kering dan tepung ulat. Jenis tepung ini biasa ditambahkan pada adonan mie instan, kue tar, biskuit, dan lain sebagainya.

Mengenal Pakan Ulat Hongkong

Karena budidaya sifatnya meniru habitat asli, kita perlu memperlakukan ulat hongkong semirip mungkin dengan rumah alaminya. Hal yang paling perlu diperhatikan adalah mengenai makanan ulat hongkong. Setiap makhluk hidup butuh makanan untuk bisa tumbuh. Karena ulat hongkong perlu tumbuh dengan baik, maka siapkan pakan yang sesuai untuk mereka. Jangan sembarangan memberi makan ulat hongkong hanya dengan dedaunan atau semacamnya. Cara budidaya ulat hongkong tidak seperti itu.

Onggok

Apa kamu mengenal onggok? Onggok merupakan sisa olahan singkong dalam pembuatan tepung tapioka. Onggok biasa juga digunakan untuk makanan bebek. Kandungan onggok sebagian besar berupa beta-N, karbohidrat, serat, dan lemak. Namun, kadar proteinnya rendah.

Sawi Putih

Ulat hongkong juga perlu makan sayur. Berikan sawi putih yang dicampur dengan makanan lainnya. Sawi putih merupakan sayuran yang tinggi vitamin dan memiliki kadar air cukup. Namun, tidak perlu terlalu banyak. Cukup sebagai campuran saja. Karena kadar airnya bisa menyebabkan media basah. Hal ini tentu akan mengganggu tumbuh kembang ulat hongkong.

Polar

Tidak seperti onggok, polar memiliki kadar protein yang tinggi yakni lebih dari 15%. Dengan menambahkan polar ke dalam pakan ulat hongkong, kebutuhan protein untuk ulat akan terpenuhi. Polar merupakan hasil dari penggilingan gandum. Kandungan nutrisi polar mirip dengan jagung. Harga polar tentu lebih murah. Karenanya, pakan ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pengeluaran.

Bekatul Halus

Kamu pernah melihat bekatul? Pakan ini berasal dari padi. Bekatul biasanya menempel di kulit ari beras dan terlepas saat proses pemisahan padi dari kulitnya. Bekatul juga biasa digunakan untuk pakan ternak seperti ayam dan bebek. Kandungan nutrisinya berupa karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin B kompleks. Selain itu ada serat juga.

Ampas Tahu

Pakan alternatif bagi ulat hongkong berikutnya adalah ampas tahu. Nilai gizinya lebih tinggi daripada kedelai. Selain itu, harganya juga terjangkau. Kandungan protein pada ampas tahu akan membuat ulat hongkong tumbuh dengan baik serta aktif bergerak. Selain itu, ada banyak unsur mineral baik makro maupun mikro pada pakan ini.

Persiapan Budidaya Ulat Hongkong

Sudah siap berwirausaha? Kini kita akan membahas cara budidaya ulat hongkong. Tidak ada yang sulit untuk memulai bisnis, yang sulit adalah mengumpulkan keberanian untuk mencobanya. Nah, sebelum melakukan budidaya ulat hongkong, kita perlu melakukan beberapa persiapan.

Menyiapkan Bangunan Atau Ruangan Tertutup

Siapkan bangunan yang berupa ruangan dengan tembok kuat. Jauhkan tempat budidaya ulat hongkong dari semut dan tikus. Buat bangunan yang 95% tertutup dengan atap yang terbuat dari eternit. Usahakan agar suhu ruangan berkisar 29-30 derajat Celsius. Suhu ini paling sesuai bagi ulat yakni tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas.

Menyiapkan Wadah

Wadah ulat juga harus dibuat dulu. Kita tidak bisa membiarkan ulat hongkong berkeliaran begitu saja di dalam ruangan. Salah-salah mereka akan dimakan tikus, semut, atau hewan rumahan lain yang menjadi predator baginya. Buat kotak dari kayu atau tripleks dengan ukuran 60X40X&X1,5 cm. Bagian dalam lapisi dengan baskom atau ember yang sesuai ukurannya dengan kotak kayu tadi.

Membuat Rak Dari Kayu

Buat rak-rak kayu secara bertingkat. Biarkan wadah ini terbuka agar kita mudah memperhatikan perkembangannya. Selain itu, akan mudah pula memanennya jika sudah sampai waktunya nanti.

Saring atau ayak tahu kering atau tepung jagung. Campur bahan ini dengan tepung tulang dan tepung ikan. Taburkan pada wadah dengan ketebalan kira-kira 2-3cm.

Ketiga, siapkan media. Untuk media pemeliharaan siapkan campuran dedak halus dan ampas tahu kering. Sesuaikan jumlah ulat dengan jumlah media agar mereka tumbuh dengan baik. Misalnya, untuk 2 kg ulat akan butuh media sebanyak 3 kg.

Memulai Budidaya Ulat Hongkong

Kalau sudah selesai melakukan persiapan, tunggu apa lagi? Saatnya memulai budidaya ulat hongkong. Bagaimana cara budidaya ulatt hongkong? Yuk simak artikel ini sampai akhir.

Proses Pemilihan Indukan

Untuk memilih indukan, kita harus tahu siklus hidup dari ulat hongkong. Tentu kamu sudah tahu bahwa ulat hongkong berada pada fase larva. Sebelumnya, Tenebrio molitor bertelur. Telur ini kemudian menjadi larva atau kita kenal dengan ulat hongkong. Setelah itu, ulat hongkong akan menjadi kepompong dan pada akhirnya menjadi kumbang Tenebrio molitor. Siklus ini memakan waktu 3-4 bulan.

Pilih indukan ulat hongkong sebanyak 2 kg. Jumlah ini agar nanti ulatnya bisa tumbuh besar dengan panjang 15 mm dan lebar 4 mm. Jika sudah menjadi ulat dewasa, mereka akan berubah menjadi kepompong dalam kurun waktu 7-10 hari.

Masukkan dedak atau bekatul ke dalam wadah. Kita juga bisa menggantinya dengan plastik. Ratakan hingga ketinggian mencapai seperempat wadah. Masukkan ulat-ulat yang akan dikembangbiakkan. Pemilihan indukan dimulai dari ulat dewasa agar prosesnya lebih cepat daripada memulainya dengan kumbang.

Tambahkan potongan apel dan kentang sebagai makanan bagi ulat hongkong dewasa ini. Kedua buah ini juga mencegah timbulnya jamur pada media. Sayur-sayuran memiliki kadar air yang lebih banyak daripada kentang dan apel.

Setelah itu, simpan wadah ke tempat yang gelap dan hangat. Kondisi ini akan membuat ulat tumbuh besar. Periksa keadaan ulat setiap hari. Lihat apakah pakannya masih tersedia atau habis. Bersihkan bekas makanan dan bekas kulit di wadah. Menjaga kebersihan wadah juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembibitan ini loh.

Pengambilan Kepompong

Setelah kurang lebih 90 hari, ulat akan berubah menjadi kepompong. Ambil kepompong setiap 3 hari sekali. Pisahkan kepompong pada wadah lain. Hal ini dilakukan untuk memelihara para pompong. Sebab, ulat dewasa lain bisa saja memakan temannya yang sudah menjadi kepompong.

Kalau masih ingin menggunakan wadah yang sama, berikan pakan lebih banyak. Karena semakin tambah usia, kebutuhan pakan ulat juga lebih banyak. Ketika mereka kenyang, mereka tidak akan melirik temannya yang jadi kepompong.

Pilih kepompong yang sudah berwarna putih kecokelatan. Hati-hati jangan sampai kepompong lecet. Jika itu terjadi, kepompong akan busuk. Sehingga, pembibitan tidak berhasil. Letakkan kepompong bibit ini pada wadah dengan alas koran. Kemudian tutup wadah dengan kertas hingga rapat.

Kepompong akan menjadi kumbang dalam waktu 10 hari kemudian. Ambil kumbang yang warna sayapnya sudah hitam pekat. Hindari mengambilnya jika sayap kumbang masih berwarna cokelat. Selanjutnya, tebar kumbang kurang lebih 250 gram ke dalam kotak kayu yang sudah kita buat tadi. Sebelumnya beri alas kapas untuk tempat bertelur.

Biarkan pembibitan selama tujuh hari. Kalau kumbang sudah terpisah dari kapas, berikan kapas baru lagi. Lihat kapas baik-baik. Pilih yang ada telurnya. Pisahkan, lalu simpan dalam peti terpisah. Telurnya akan menetas dalam waktu 10 hari lagi. Telur-telur ini kemudian akan berkembang menjadi ulat-ulat kecil. Setelah ulat berusia 30 hari pisahkan dari kapas.

Masa Panen Ulat Hongkong

Ulat yang berusia 45 hari biasanya berukuran sedang atau tanggung. Konsumen, lebih suka ulat berukuran sedang daripada yang lebih besar. Burung-burung juga mungkin akan mudah menyantap ulat ukuran ini.

Pada masa ini, pisahkan kepompong yang sudah menjadi serangga ke dalam kotak lain. Jumlah serangga bisa banyak, bisa juga sedikit. Tergantung dari keberhasilan proses budidaya. Panen ulat berukuran sedang untuk pakan. Sedangkan ulat yang berukuran besar atau sudah berusia 50 hari bisa menjadi bibit lagi. Konsumen yang ingin membuat budidaya ulat terkadang membeli ulat dewasa untuk mempercepat proses pembibitan.

Masalah-Masalah pada Ulat Hongkong

Kemungkinan masalah akan ada. Nah, dalam proses budidaya ulat hongkong masalah yang mungkin muncul adalah ulat yang tidak tumbuh dengan baik. Ciri-cirinya seperti ulat berwarna kuning kehitam-hitaman. Ini artinya, ulat terlalu banyak makan dedaunan. Kurangi sayuran dan kurangi dedak juga. Berikan pakan lain seperti ampas tahu.

Selain itu, ulat juga bisa berwarna merah atau bahkan mati. Penyebabnya adalah terlalu banyak air dalam lingkungan tumbuhnya. Ulat juga bisa mati dan berwarna hitam. Hal ini terjadi karena pakan yang disebar. Ada baiknya jika pakan diberikan dalam bentuk kepalan-kepalan. Sering-seringlah melihat kondisi ulat hongkong setiap hari. Jika ada masalah segera atasi agar ulat hongkong dapat tumbuh optimal.

Bagaimana? Sudahkah kamu siap untuk berbisnis ulat hongkong? Setelah membaca artikel ini, kamu tentu tahu bahwa cara budidaya ulat hongkong ternyata tidak terlalu sulit. Kita hanya perlu menyediakan tempat, media, dan pakan. Perhatikan perkembangan ulat setiap hari agar kita tahu waktu yang tepat untuk panen. Selamat berwirausaha!