Sebagai seorang peternak, kamu tentu ingin tahu cara membuat silase jerami padi, kan? Jerami padi bisa mencapai 4-5 ton dalam satu hektar lahan, tergantung pada varietas padi yang ditanam. Daripada dibuang, akan lebih baik untuk menggunakan jerami tersebut untuk sesuatu yang lain. Padinya dijual, sisanya harus kita manfaatkan.
Limbah sisa penggilingan padi ternyata bisa lebih memberi keuntungan loh. Salah satunya digunakan untuk membuat silase. Ketika kemarau tiba, persediaan rumput menipis di alam. Namun, sapi tetap membutuhkan makanan untuk tumbuh dan menghasilkan susu. Begitu juga dengan kambing-kambing, mereka butuh pakan. Salah satu cara untuk menjaga hewan ternak bisa tumbuh meski persediaan makan di alam menipis adalah dengan membuat silase jerami padi.
Apa itu Silase Jerami Padi?
Jerami padi yang difermentasikan pada wadah disebut dengan silase jerami padi. Karena bahannya jerami padi. Proses fermentasi memang membutuhkan waktu lama, tapi hasilnya akan sesuai kebutuhan kambing atau sapi. Silase baunya harus seperti aroma tape. Teksturnya juga sudah lembut hingga hewan tak perlu berlama-lama mengunyah.
Silase jerami padi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh sapi dan kambing. Kandungan protein pada silase lebih tinggi dari pada teknik silase dengan daun hijau. Namun, para peternak juga perlu mempertimbangkan silase daun hijau. Sapi yang biasanya mengonsumsi daun hijau dan belum terbiasa dengan jerami akan butuh waktu. Oleh karena itu, ada baiknya pemberian pakan dengan silase jerami dilakukan setelah mencoba silase daun hijau.
Manfaat Silase Jerami Untuk Sapi
Mengapa banyak peternak yang memberikan silase pada hewan ternak mereka? Tentu jawabannya karena silase memberikan manfaat yang baik bagi sapi atau kambing. Salah satunya adalah meningkatkan gizi bagi hewan ternak. Nutrisi yang ada pada silase jerami padi mampu memenuhi kebutuhan gizi harian sapi dan kambing.
Silase beraroma harum sehingga meningkatkan nafsu makan. Ketika hewan ternak makan banyak, maka pertumbuhan tubuh juga meningkat. Sapi menjadi lebih besar dengan daging yang baik. Teksturnya yang lembut juga memudahkan hewan ternak untuk menikmatinya.
Penggunaan silase juga dapat menekan biaya perawatan sapi. Hal itu dikarenakan bahan-bahan untuk membuat silase mudah didapat. Selain itu, harganya juga murah. Sapi juga tumbuh lebih sehat karena pencernaan bekerja lebih efisien. Silase tahan lama, sehingga peternak tak perlu sering-sering membeli pakan ternak tambahan atau mencari rumput di tempat yang jauh saat musim kemarau.
Cara Membuat Silase Jerami Padi Dengan EM4
Silase dapat dibuat sendiri loh. Kita tidak perlu membelinya di toko atau pasar. Asalkan ada bahan-bahan dan alat yang diperlukan, membuat silase bahkan tidak membutuhkan keahlian khusus. Yuk kita lihat bagaimana cara membuat silase untuk pakan sapi dengan menggunakan EM4. Probiotik alami dirasa lebih tepat bagi pakan ternak dibandingkan probiotik buatan.
Siapkan daun-daun hijau, EM4 peternakan, serta dedak atau onggok atau bisa juga bekatul. Pembuatan pakan silase dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan berupa daun atau rerumputan segar. Tumbuhan hijau itu lalu dipotong-potong kecil kira-kira berukuran 8 cm sampai 10 cm. Lalu campurkan dengan onggok dengan perbandingan 5:1, 5 ukuran daun hijau dan 1 ukuran dedak. Tuangkan EM4 pada adonan daun dan onggok tadi. Aduk rata sampai kadar air 4%. Setelah itu masukkan dalam plastik dan tutup agar terjadi proses fermentasi.
Setelah itu dibiarkan selama satu minggu. Perhatikan hasilnya yakni warna hijau daun masih tetap utuh sehingga nutrisinya tetap terjaga seperti semula. Dengan cara ini, pakan tidak akan mengeluarkan jamur, karena proses fermentasi pasif tadi.
Fermentasi Jerami padi
Kita juga bisa membuat silase dengan jerami padi. Namun, teknik ini lebih dikenal dengan fermentasi. Pertama, siapkan bahan-bahan yang diperlukan yaitu 1 ton jerami padi yang sudah kering ya. Kemudian, 20 sampai 25 liter molase, atau bisa juga menggunakan gula pasir yang dilarutkan dengan air. Kita juga membutuhkan probiotik EM4 serta 250 sampai 300 liter air. Sedangkan alat-alat yang dibutuhkan yaitu terpal atau plastik. Siapkan juga alat pemotong seperti sabit atau gunting besar. Kemudian ember, gembor, dan karung plastik.
Nah, mulailah untuk membuatnya. Pertama, cari tempat yang berlantai tanah atau semen setinggi 50 cm, lalu taburi kapur. Pilih tempat yang teduh, yakni tidak terkena matahari secara langsung dan tidak terserang hujan. Kedua, tumpuk jerami padi kira-kira sampai 20 cm. Padatkan dengan cara diinjak-injak. Setelah itu, taburkan probiotik EM4 yang dicampur molase ke atas tumpukan jerami sampai rata. Jika jerami belum basah, siram lagi dengan air. Namun, jika sudah basah, cukup ciprat-ciprat dengan air.
Setelah itu, tumpuk lagi jerami sampai 20 cm dan siram dengan larutan EM4 sambil dipadakan. Ulangi semua langkah-langkah tadi sampai jerami habis. Tutup dengan terpal dan biarkan tumpukan jerami ini selama satu minggu. Lalu, periksa aromanya. Biasanya akan tercium bau seperti tape. Periksa juga teksturnya sudah lunak atau belum. Kalau warna dari silase sudah kekuningan, artinya proses pembuatan silase jerami padi dengan EM4 sudah selesai.
Bahan Pembuatan Silase
Selain menggunakan EM4, fermentasi atau silase bisa dilakukan dengan pupuk buatan. Bahan-bahan yang diperlukan yakni jerami kurang lebih 1 ton, probiotik 2,5 kg, pupuk buatan 2,5 kg, dan air secukupnya. Timbun jerami setinggi 20 cm. Taburi dengan probiotik dan pupuk buatan. Diamkan selama 21 hari dengan wadah tertutup rapat.
Setelah itu, lakukan proses pengeringan di bawah sinar matahari atau cukup dengan dianginkan. Kandungan air bisa menyebabkan pakan menjadi busuk. Karen itu, pakan harus dalam keadaan kering pada saat disimpan. Pilih tempa yang tidak terkena cahaya matahari langsung dan bebas air hujan. Selama proses pengeringan, pakan sudah bisa diberikan kepada hewan ternak untuk dikonsumsi.
Teknik mana pun yang kita ambil, lakukan dengan baik. Hewan butuh makanan yang bergizi agar menghasilkan daging yang enak, susu yang sehat, serta kulit yang kuat. Sehingga, daya jual hewan ternak akan meningkat seiring dengan pertumbuhan yang baik.
Pemberian Pakan Silase dan Fermentasi pada Hewan Ternak
Hewan ternak, baik sapi atau kambing, boleh diberi makan silase kapan saja sesuai dengan kebutuhan mereka. Setidaknya siapkan pakan sebanyak 6 kg sampai 8 kg sehari untuk satu ekor sapi. Jika sapi lebih besar maka kebutuhan pakan meningkat. Begitu juga dengan jumlah sapi yang lebih banyak tentu butuh pakan yang lebih besar.
Baiknya, tetap berikan pakan berserat seperti silase daun hijau yang masih berserat atau rumput alami. Meski pakan dengan fermentasi lebih mudah dicerna, tapi hewan ternak tetap membutuhkan serat. Agar pencernaan tetap sehat tanpa gangguan.
Apa Perbedaan Silase Dan Fermentasi?
Tahukah kamu, beberapa orang mengira silase dengan fermentasi itu sama. Bahkan, semua dianggap silase. Padahal ada perbedaan antara kedua pengawetan makanan ternak ini. Keduanya sama-sama memberikan manfaat bagi peternak untuk menekan biaya produksi serta menjaga ternak agar mendapatkan makanan bergizi.
Keduanya sama-sama dilakukan dalam tempat atau wadah tertutup, baik itu dengan terpal atau plastik besar. Kadar air yang dihasilkan oleh kedua proses ini berkisar antara 25% sampai 30%. Ketika kadar air berada di bawah 25%, proses fermentasi tidak akan berhasil. Sedangkan kadar air yang melebihi 30% akan membuat pakan busuk.
Nah, sekarang kita lihat perbedaannya. Untuk silase, proses fermentasi yang berlangsung bersifat pasif. Kita hanya mengandalkan probiotik alami yang ada pada serat daun-daun hijau. Tidak ada tambahan probiotik buatan, baik yang dibuat sendiri seperti EM4 atau dengan probiotik yang dibeli di pasaran. Oleh karena itu, pada proses silase, daun tidak dijemur langsung pada sinar matahari. Sebab, probiotik alaminya bisa mati.
Pakan Ternak Lebih Awet
Tujuan utama silase adalah mengawetkan serta pada daun agar tetap hijau. Dengan silase, daun-daunan itu bisa disimpan lebih lama sampai 3 tahun. Selama itu pula, kandungan gizi pada silase tidak mengalami kenaikan juga tidak mengalami penurunan. Selama proses silase, tidak ada tambahan molase, gula, atau garam sama sekali. Cukup daun hijau dengan dedak yang dicampur, atau bahkan tanpa dedak pun bisa. Lalu dibiarkan dalam wadah tertutup selama satu minggu.
Pada proses fermentasi, kita melakukan fermentasi aktif. Wadah atau media harus ditutup rapat dan kedap tanpa ada oksigen yang masuk. Nah, pada proses fermentasi kita menambahkan beberapa bahan tambahan seperti probiotik EM4, molase, dan berbagai bahan lainnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa probiotik yang digunakan harus berasal dari bahan alami. Jika menggunakan probiotok kimia yang tidak sesuai dengan perut ternak akan berisiko. Hewan ternak dapat mengalami masalah pencernaan, mencret, abortus, terjadi kelahiran prematur, dan berbagai masalalah lainnya. Bisa jadi, hewan ternak malah tidak mau makan silase jenis ini.
Pada silase baik dengan jerami padi atau dengan bahan dasar lain, terjadi peningkatan nutrisi pada pakan. Artinya, setelah proses fermentasi, pakan mengalami kenaikan kualitas. Terdapat kandungan protein yang signifikan dibanding dengan sebelum proses fermentasi.
Silase Lebih Mudah dicerna
Selain itu, kandungan serat menurun. Pakan menjadi lembek seperti tape. Namun, baunya harum. Pakan ini jadi lebih mudah dicerna oleh hewan ternak karena teksturnya. Kemudian, palatabilitas juga meningkat karena rasa pakan jadi lebih enak.
Pakan tambahan yang dibuat dengan cara fermentasi memiliki aroma yang memikat. Karena itu, nafsu makan hewan juga bisa naik. Daya tahan pakan bisa sampai 36 bulan. Dengan begini, para peternak tidak lagi bingung mencari rumput pakan saat musim kemarau. Karena hasil dari fermentasi pakan sudah bisa memenuhi kebutuhan gizi sapi selama musim kemarau berlangsung.
Selain itu, silase dan fermentasi ini bisa menjadi mata pencaharian juga. Peternak dapat membuat silase dan menjualnya kepada peternakan lain yang tidak sempat membuatnya sebelum kemarau tiba. Sehingga, penghasilan peternak pun bertambah.
Nah, itulah tadi cara membuat silase jerami padi atau dengan daun hijau. Baik silase biasa atau dengan fermentasi, keduanya merupakan cara untuk mendapatkan pakan bergizi bagi ternak saat musim kemarau tiba. Peternak yang ingin hewan-hewan mereka tumbuh sehat dengan gizi yang terpenuhi perlu menggunakan teknik ini. Terlebih, saat kemarau pakan alami yang segar jumlah menurun. Karena itu, menyiapkan pakan persediaan untuk musim kemarau merupakan hal yang perlu dilakukan.