Membuat Pakan Ternak Dan Unggas Dari Limbah Peternakan

Membuat Pakan Ternak Dan Unggas Dari Limbah Peternakan

Membuat pakan ternak dan unggas dari limbah peternakan dapat menjadi alternatif bagi peternak untuk menekan biaya produksi loh. Namun, bagaimana bisa limbah ternak bisa jadi makanan lagi ya?

Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba banyak dipelihara di Indonesia. Kotoran mereka segar karena memakan tumbuhan. Jumlah kotoran hewan-hewan itu biasanya 5,5% dari berat tubuhnya.

Artinya, setiap seekor sapi dengan berat 250 kg akan menghasilkan kotoran sebanyak 13,75 kg setiap hari. Kenapa kita tidak gunakan limbah sapi untuk hal yang lebih bermanfaat?

Apa Saja Kandungan Limbah Peternakan?

Kotoran hewan ternak baik ruminansia atau unggah melimpah ruah di Indonesia. Hal dikarenakan, peternak banyak yang memelihara hewan-hewan tersebut. Penyebabnya tentu saja karena permintaan akan hewan-hewan itu masih tinggi. Mulai dari sapi, kambing, domba, kerbau, itik, ayam, babi, dan berbagai hewan lainnya, mereka semua menghasilkan limbah yang melimpah.

Limbah kotoran ternak dapat diolah dalam bentuk cairan, pasta, maupun padatan. Limbah biogas yang padat bisa digunakan sebagai pakan unggas dan ikan. Pemanfaatan limbah sebenarnya masih terbatas karena kurangnya pengetahuan peternak. Padahal, limbah yang berupa kotoran itu bisa diolah lagi menjadi pakan yang memiliki nutrisi tinggi.

Limbah kotoran sapi potong yang belum difermentasikan sudah mengandung protein sekitar 8-9%. Nah, protein ini bermanfaat bagi pertumbuhan hewan. Selain itu, ada kandungan BETN atau bahan ekstrak tanpa nitrogen juga yang mencapai 8,8%. Kotoran sapi induk memiliki kadar protein 6-7%.

Kandungan protein paling tinggi ditemukan pada sapi perah dengan kadar 13,2%. Perbedaan kadar protein bergantung dari pakan. Semakin tinggi konsentrat pada pakan, kadar protein semakin tinggi. Sapi perah makan makanan yang mengandung banyak konsentrat dibanding sapi lainnya.

Banyaknya jumlah protein pada kotoran sapi memungkinkan bagi para peternak untuk mengolahnya menjadi bahan pakan bagi ternak dan unggas yang mereka miliki. Namun, terlebih dahulu para peternak perlu belajar cara penanganan limbah peternakan yang benar. Sehingga, pemanfaatan limbah ternak dapat dilakukan secara optimal dan memberikan hasil yang diinginkan oleh peternak maupun lingkungan sekitar.

Peluang Memanfaatkan Limbah Peternakan

Limbah peternakan perlu diatasi agar tidak mengganggu hewan ternak, pekerja, apalagi lingkungan sekitar. Bersihkan kandang, kumpulkan limbahnya, lalu olah kembali menjadi pakan bagi ternak dan unggas. Bahkan, kita juga bisa menjualnya ke peternak lain yang kekurangan pakan bagi ternak mereka.

Ternak ruminansia perlu makanan dengan konsentrat tinggi untuk bisa menghasilkan limbah tinggi protein pula. Sehingga ternak dapat tumbuh baik, memiliki daging yang berkualitas, gemuk, dan menghasilkan susu atau telur berkualitas pula. Pemanfaatan limbah peternakan dapat dilakukan dengan membuat pakan dengan kandungan konsentrat yang cukup bagi hewan ternak.

Sayangnya, kandungan protein pada kotoran sapi rendah, sedangkan seratnya begitu tinggi. Namun kini, kelemahana ini bisa diatasi dengan proses fermentasi menggunakan bio reaktor bakteri. Dengan cara ini, kotoran sapi atau kambing dapat meningkatkan nutrisinya.

Salah satu cara pengolahan limbah sapi yang dapat meningkatkan kandungan proteinnya adalah dengan menggunakan inokulan. Yaitu menggunakan mikroba yang diisolasi dari saluran pencernaan rayap. Hasilnya, kotoran sapi yang pada awalnya hanya mengandung protein sekitar 7% meningkat menjadi 14,8 %. Serat kasarnya turun dari sekitar 31 % menjadi 44 %.

Hal yang sama juga bisa dilakukan pada kotoran unggas seperti ayam petelur dan itik. Kandungan protein ayam petelur bisa menjadi 20% dan itik menjadi 15%. Tentu saja, pemberian pakan ini juga dibarengi dengan pemberian probiotik untuk meningkatkan produksi ternak. Sehingga, peternak mendapat keuntungan berlipat. Tak hanya dari produksi telur, tapi juga pengurangan biaya produksi untuk menyediakan pakan.

Bagaimana Cara Mengatasi Pembuangan Limbah Peternakan?

Apakah kita bisa memanfaatkan kotoran hewan ruminansia sebagai pakan unggas? Secara umum, jumlah kotoran dari peternakan hewan ruminansia bisa mencapai puluhan juga ton per tahun, bahkan nyaris menyentuh angka 90 juta ton.

Namun, kotoran hewan ternak ini memiliki kekurangan. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa kadar proteinnya lemah, seratnya tinggi, dan satu lagi kadar amonianya juga tinggi. Sehingga, kotoran itu baunya begitu menusuk.

Nah, untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan inokulan atau mikroba yang bersifat selulotik yakni pemecah selulosa. Mikroba ini bisa ditemukan pada pencernaan rayap. Langkah-langkah dalam membuat pakan dari limbah ternak meliputi saat persiapan bahan, persiapan inokulan, proses inokulasi, fermentasi, hingga pengeringan bahan pangan.

Persiapan Bahan Untuk Membuat Pakan Ternak dan Unggas

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam membuat pakan ternak dan unggas dari limbah peternakan adalah memilih kotoran ternak yang masih segar. Baik itu kotoran sapi, kambing, atau kerbau harus setidaknya berumur maksimal 3 hari setelah dikeluarkan. Kotoran itu juga tidak boleh tercampur dengan tanah. Karena di tanah kemungkinan besar akan ada berbagai macam bakteri atau virus yang mengontaminasi kotoran. Sehingga tidak bisa dijadikan bahan untuk membuat pakan ternak.

Kemudian, jemur kotoran tersebut selama setidaknya sehari agar kadar airnya berkurang. Jika masih banyak kadar airnya, maka kotoran akan membusuk. Sehingga, proses fermentasi tidak dapat dilakukan. Siapkan alas berupa terpal atau plastik besar untuk menjemur limbah ternak di bawah sinar matahari. Jaga agar tidak terkena air hujan ya!

Persiapan Inokulan Untuk Membuat Pakan Ternak Dan Unggas

Selanjutnya, kita akan melakukan proses persiapan inokulan. Sediakan peralatan dan bahan inokulasi. Kita akan membutuhkan gula putih, molase, corong, bibit inokulan, dan gembor. Belilah bibit inokulan di toko pertanian atau peternakan.

Kemudian, lakukan proses reproduksi dan aktivasi inokulan. Sediakan air bersih dengan perbandingan 1:100, artinya 1 liter inokulan berbanding 100 liter air bersih dalam wadah. Baiknya gunakan air galon, air sumur yang jernih, atau air dari mata air pegunungan. Kalau hanya ada air sungai, endapkan dulu sampai kotoran berada di bawah, lalu ambil air yang jernih di atasnya. Rebus air sungai sampai mendidih, lalu dinginkan. Intinya adalah pilih air yang benar-benar bersih. Air PAM juga bisa dipakai, tapi harus diendapkan dulu agar kaporitnya turun, setelah itu baru ambil bagian permukaannya.

Tambahkan gula merah, iris terlebih dahulu untuk mempermudah proses pencampuran. Masukkan juga gula putih atau molase ke dalam air. Jika air yang digunakan 100 liter, maka gunakan 1 kg gula atau molase. Larutkan semua bahan. Setelah itu, tambahkan bibit inokulan 1 liter atau jumlahnya 1% dari volume air. Aduk lagi sampai larut.

Tutup wadah dengan rapat. Diamkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung selama 30 sampai 60 menit. Cahaya matahari akan melemahkan mikroba dalam inokulan. Karena itu dibutuhkan tempat yang teduh untuk meletakkan larutan ini. Nah, proses persiapan sudah selesai. Selanjutnya kita akan memasuki proses inokulasi.

Proses Inokulan Untuk Membuat Pakan Ternak Dan Unggas

Saatnya melakukan proses inokulan. Pertama-tama, hamparkan kotoran sapi atau kambing yang sudah kering di atas lantai yang dilapisi plastik atau terpal. Tebal hamparan kira-kira 3cm sampai 4cm. setelah itu, sirami limbah kotoran itu dengan inokulan sampai rata menggunakan gembor atau alat penyemprot lainnya. Kita harus memastikan bahwa inokulan tersiram rata pada hamparan kotoran sapi.

Ketika penyiraman inokulan selesai, hamparkan lagi kotoran sapi di atasnya. Ulangi proses penyiraman inokulan pada hamparan yang baru. Lakukan hal yang sama sampai kotoran sapi habis. Baiknya cukup dua kali hamparan saja untuk mempermudah proses pengeringan nanti. Jika sudah selesai proses inokulan ini, selanjutnya kita akan memasuki tahap fermentasi.

Proses Fermentasi Untuk Membuat Pakan Ternak Dan Unggas

Kini tiba saatnya proses fermentasi. Setelah inokulasi selesai, bungkus limbah dengan plastik atau karung atau terpal. Kemudian, ikat dengan kencang. Masukkan ke dalam wadah tertutup agar proses fermentasi dapat berlangsung. Proses ini membutuhkan media dengan suhu yang hangat sekitar 36 derajat Celsius. Biarkan selama 5 hari agar senyawa-senyawa kompleks di dalamnya efektif.

Segera buka tutup setelah fermentasi selama 5 hari. Jika kurang dari itu, jumlah protein tidak akan sebanyak yang diharapkan. Jika lebih dari 5 hari, jumlah protein juga akan menurun akan proses immobilasi dan mineralisasi yang terjadi sehingga mengantarkannya menjadi pupuk kompos.

Proses Pengeringan Untuk Membuat Pakan Ternak Dan Unggas

Proses fermentasi selama 5 hari menghasilkan protein yang sesuai bagi pakan ternak. Selanjutnya, kita harus mengeringkan limbah yang telah difermentasi. Prosesnya tidak membutuhkan banyak biaya. Hal itu dikarenakan menjemurnya cukup dengan menggunakan cahaya matahari. Di daerah dataran rendah, penjemuran akan memakan waktu selama 3 hingga 4 hari. Sedangkan di dataran tinggi dengan cuaca yang lebih dingin akan butuh waktu selama 5 hingga 6 hari.

Namun, ketika musim hujan tiba pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering. Hidupkan mesin pengering pada suhu 70 derajat Celsius agar kandungan nutrisi di dalam pakan tidak rusak. Akhiri penjemuran atau pengeringan dengan mesin ketika kadar air dalam pakan sudah mencapai 12% atau kurang dari itu.

Tak hanya limbah kotoran sapi, kotoran hewan lain seperti kambing, babi, kerbau, ayam, itik, dan hewan pemakan tumbuhan lain bisa didaur ulang menjadi pakan. Langkah-langkah membuatnya juga tidak jauh berbeda. Bukankah lebih baik untuk mendaur ulang pakan daripada terjadi pencemaran lingkungan? Bahan yang dibutuhkan juga terjangkau. Sehingga, peternak tak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pakan.

Mulai dari persiapan bahan, lalu persiapan inokulan, berlanjut ke proses inokulasi, kemudian proses fermentasi, sampai pengeringan bahan pangan semua dilakukan secara manual. Hanya pada proses pengeringan saja yang membutuhkan mesin, itu pun jika sedan tidak ada cahaya matahari. Bukankah ini lebih efektif daripada terus menerus membeli pakan ke pasar? Bahkan para peternak dapat menjual pakan buatan ini ke peternak lain yang tidak punya banyak waktu membuatnya.

Nah, ternyata membuat pakan ternak dan unggas dari limbah peternakan tidaklah sulit. Bahan dan alat yang dibutuhkan bisa jadi sudah tersedia. Kita hanya perlu membeli bibit inokulan. Setelah itu, barulah proses inokulan bisa dilakukan. Hasilnya berupa kotoran kering yang siap diberikan kepada ternak. Kita hanya perlu menumbuknya agar tidak berbentuk gumpalan jika ingin memberikannya pada burung atau ayam.