Budidaya Peternakan Murai Batu

Panduan Pemula Beternak Burung Murai Batu

Joglonesia – Sebuah ide wirausaha yang menguntungkan bisa dilakukan di rumah yakni beternak burung murai batu. Namun, ini tidak untuk konsumsi seperti beternak belut, melainkan untuk hobi karena suaranya.

Murai Batu merupakan salah satu burung kicau premium yang mana harga jual burung ini sangat tinggi, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah jika burung memiliki suara yang bagus. Namun tingginya harga burung ini ditentukan olah kualitas burung, suara kicau dan keberanian saat dilombakan.

Lantas, berapa harga burung murai batu anakan? Untuk anakan yang sudah bisa makan sendiri biasanya disebut trotol dimana harga jual bisa mencapai 2 juta rupiah per ekornya. Hal inilah yang mendorong beberapa pecinta burung untuk membudidayakannya dan mencoba peruntungan dari hasil peternakan sendiri.

Tidak sedikit peternak burung ini meraup keuntungan yang tinggi karena kesuksesan dalam pembibitan burung kicau yang banyak disukai penggemar burung ini. Namun, untuk proses peternakan sendiri juga tidaklah mudah, karena tidak sedikit yang mencoba beternak namun tidak ada hasil karena tidak bisa menetas telur yang ada.

Persiapan Beternak Burung Murai Batu

Mempelajari sifat, habitat dan makanan yang dibutuhkan oleh murai batu ini sangat penting sebelum memulai beternak. Hal ini karena setiap karakter burung berbeda beda seperti contohnya kandang, makanan, perlakuan perawatan dan juga lokasi penempatan kandang.

Untuk proses peternakan murai ini sendiri disarankan memilih lokasi yang tenang dan teduh, namun tetap memiliki paparan sinar matahari dan cahaya yang cukup. Selain itu, gangguan predator seperti tikus, kucing dan pemangsa lain juga harus di hindarkan.

Kandang Peternakan Murai Batu

Untuk kandang peternakan murai batu bisa dibuat dari kawat dengan ukuran yang ideal panjang 4 m, lebar 2 m dan tingginya 3 m, namun jika lahan mampu untuk membuat kandang yang lebih besar lagi lebih bagus. Hal ini untuk membuat burung bebas bergerak dan nyaman dalam penetesan telur.

Didalam kandang disediakan pohon hidup yang bisa ditanam didalam pot dan juga tersedia tempat mandi burung yang bisa berupa kolam kecil dengan sirkulasi air terus menerus. Untuk kedalaman kolam sendiri sebaiknya cukup dangkal (sekitar 5cm) agar burung tidak tenggelam, karena tujuannya kolam ini untuk mandi dan juga minum.

Beberapa peternak lain juga menempatkan tempat minum khusus dengan wadah yang menempel di dinding. Hal ini bertujuan untuk memberikan minum air yang lebih steril dengan air matang dan juga saat memberikan vitamin tambahan yang dilarutkan dalam air minum.

Selain itu, tempatkan kotang sarang atau glodok yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk buruung bersembunyi menempatkan telurnya. Selain itu, sediakan juga daun cemara di luar glodok dan biarkan burung memgambilnya saat akan bertelur.

Desain Kandang Burung Murai

Seperti yang dijelaskan di atas, penempatan kandang ini sendiri sebaiknya di tempat yang nyaman dan terbebas dari hilir mudik orang lewat. Beberapa peternak burung murai batu ini juga menempatkan kain penutup di sisi samping kandang yang bertujuan agar saat burung mulai bertelur, mereka tidak terganggu dengan dunia diluar kandang mereka.

Agar suhu udara di sekitar kandang tidak terlalu panas, sebaiknya kandang ditempatkan di dalam ruangan yang memiliki atap genting. Selain itu, dengan atap genting, maka akan mengurangi suara berisik saat hujan karena bisa membuat burung stres saat lingkungan terlalu berisik.

Tidak ketinggalan, sediakan beberapa tempat untuk pijakan burung terutama di dekat tempat makan, tempat mandi atau minum dan juga tempat istirahat.

Untuk ukuran pintu masuk kandang dibuat Anda bisa bebas masuk dan sebaiknya dibuat 2 layer dengan jarak 1 meter yang mana agar saat membuka pintu pertama, masih ada pintu lagi yang menahan burung tidak kabur keluar.

Beberapa peternak burung murai membuat kandang dengan lantai menggantung dari tanah. Hal ini bertujuan agar kotoran burung tidak jatuh didalam kandang dan mudah dalam membersihkannya. Ingat, kandang burung juga harus dijaga kebersihannya namun tidak mengganggu mereka, karena bisa membuat mereka stres. Untuk ketinggian lantai kandang dari tanah sekitar 50 cm agar lebih mudah saat membersihkan limbah hewan ternak Anda.

Juga usahakan agar penempatan kandang ini ditempat dimana ada paparan sinar matahari terutama pada jam 7 hingga 10 pagi. Hal ini bertujuan agar burung dapat berjemur karena ini penting untuk kesehatan mereka. Untuk durasi berjemur ini sendiri biasanya membutuhkanwaktu sekitar 30 menit hingga 1 jam.

Beternak burung murai batu juga harus menjaga kebersihan. Pembersihan area kandang dan sekitar sebaiknya dilakukan seminggu 2 kali agar lingkungan tetap bersih dan terhindar dari bakteri juga penyakit. Sisa makanan yang terjatuh dan kotoran burung ini bisa mengakibatkan gangguan pencemaran yang serius terutama tingkat kesuksesan dalam peternakan.

Apa Saja Makanan Burung Murai Batu?

Makanan harus memberikan nutrisi yang cukup demi kelangsungan pembiakan yang mana terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Sebagai catatan, burung murai ini termasuk dalam kategori hewan karnivora yang mana makanan di habitat aslinya berupa kroto, serangga dan juga hewan kecil lainnya.

Untuk makanan murai batu bisa berupa cacing tanah, kroto, jangkrik, ulat hongkong dan juga makanan instan seperti pur. Pemberian makanan ini sendiri juga harus disesuaikan pada waktu waktu tertentu. Untuk makanan harian bisa menggunakan jangkrik dan pur, sedangkan makanan tambahan diberikan secara selang seling sehari sekali.

Misalnya saat burung butuh protein tinggi agar cepat bertelur, maka bisa diberikan cacing tanah dan saat burung mulai bertelur bisa diberikan kroto atau telur semut rang-rang. Tempatkan makanan tersebut dalam wadah plastik atau nampan dan biarkan burung mengambilnya sendiri.

Pembiakan Burung Murai Batu

Sebelum proses pembiakan, pilih indukan murai batu betina yang berusia minimal 7 bulan dan usia pejantan minimal usia 2 tahun. Keduanya ditempatkan dalam kandang terpisah, namun berdekatan. Proses ini biasa dinamakan menjodohkan dan jika keduanya sudah saling mendekat dan terlihat cocok, bisa dimasukkan kedalam kandang pembiakan.

Dalam beternak burung murai batu, proses perjodohan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Jika keduanya terlihat tidak cocok, Anda bisa mengganti pasangan tersebut sampai menemukan yang cocok. Inilah proses yang paling menentukan dari budidaya burung murai karena kedua induk ini harus bergantian untuk mengerami telur.

Berapa Kali Dalam Setahun Murai Batu Bertelur?

Saat kedua induk murai ini telah berjodoh, mereka akan sering bercumbu dan terus berdekatan. Setelah sekitar 7 hari, induk betina akan menyiapkan sarang yang diambil dari daun cemara yang telah Anda siapkan tadi.

Biasanya, dalam setahun murai batu mampu bertelur hingga 5 kali, namun ini juga tergantung pada nutrisi yang mereka makan, lokasi pembiakan dan juga perawatan burung itu sendiri.

Ketika indukan murai sudah bertelur, sebaiknya kurangi intensitas Anda untuk masuk ke kandang dan ciptakan suasana yang tenang agar burung tetap berada di atas telurnya. Kebisingan dan keramaian justru akan membuat burung tidak konsentrasi dalam mengerami telur mereka.

Berapa banyak telur murai batu?

Dalam sekali bertelur, mereka bisa menghasilkan 2 sampai dengan 3 butir, namun dalam beberapa kasus bisa sampai dengan 4 butir telur. Tingkat pemberian makanan yang memiliki nutrisi seimbang menjadi faktor penentu berapa banyak butir telur yang dihasilkan dari proses pembudidayaan ini.

Selain itu, teknik perawatan juga bisa dilakukan untuk mempercepat induk betina bertelur lagi. Namun ini membutuhkan tenaga tambahan dan rutinitas yang konstan.

Perawatan Anak Burung

Setelah mengerami telur selama 14 hari, telur akan menetas dan Anda akan melihat bayi kecil. Namun, tetaplah tenang dan biarkan alam berkeja dengan sendirinya. Karena induk induk murai ini akan bergantian menyuapi makan buat bayi mereka.

Setelah 8 hari dari telur menetas, Anda bisa mengambil anakan murai batu ini untuk melanjutkan menyuapi mereka sampai anakaan ini bisa makan sendiri. Ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan dan hal ini bertujuan agar kedua induk fokus untuk bertelur lagi.

Pemberian makan untuk anakan ini dilakukan setiap satu jam sekali mulai dan jam 7 hingga jam 4 sore. Makanan yang diberikan bisa berupa pur dan jangkrik yang diambil bagian lunak saja atau juga bisa pur dan dicampur dengan kroto. Anda bisa membuat campuran ii sedikit demi sedikit sampai anakan buruung tidakmau lagi memakannya karena kenyang. Setelah 2 bulan, baru dikenalkan dengan makanan lain seperti ulat hongkong dan juga kroto.

Ketika anakan ini mulai dewasa dan bisa makan sendiri, Anda harus memberikan perawatan tambahan yakni dengan memandikan dan menjemurnya. Proses memandikan bisa menggunakan semprotan khusus untuk memandikan yang bisa dibeli di toko peternakan burung.

Sedangkan untuk menjemurnya, bisa dilakukan pada jam 7 hingga jam 10 pagi selama maksimal 1 jam. Namun, kondisi ini harus dilihat bagaimana suhu ditempat itu. Jika terlalu panas, jemur sebentar saja karena jika kelamaan, buruung bisa lemas dan mati.

Nah sahabat pecinta burung kicau, itulah tadi panduan singkat dalam budidaya burung murai batu yang bisa Anda lakukan sendiri dirumah. Semoga bisa memberikan tambahan wawasan dalam hal budidaya dan peternakan.