Sponsored

Investasi Emas, Saham, Kripto: Untung Mana? Cara Pilih Terbaik!

JogloNesia – Dunia investasi kian menarik perhatian publik, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah. Sebuah pertanyaan penting muncul dari seorang warganet di media sosial X (sebelumnya Twitter) yang menjadi representasi banyak investor pemula maupun berpengalaman: instrumen investasi mana yang paling tepat untuk kondisi ekonomi saat ini?

In this economy, mendingan investasi ke emas, crypto, atau saham?” demikian tulis akun @tan******* pada Jumat (10/10/2025), memantik diskusi mengenai pilihan antara investasi emas, investasi kripto, dan investasi saham.

Pada dasarnya, investasi merupakan upaya menanamkan sejumlah dana pada suatu aset dengan harapan memperoleh keuntungan atau manfaat di masa depan. Berbeda dengan sekadar menabung yang hanya menyimpan aset, investasi berpotensi menaikkan nilai aset tersebut seiring waktu. Namun, setiap instrumen memiliki karakteristik unik dengan potensi keuntungan dan risiko yang berbeda. Lalu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari ketiga pilihan investasi populer ini?

Plus minus emas, saham, dan kripto untuk investasi

Sponsored

Perencana keuangan Andi Nugroho memaparkan secara rinci mengenai kelebihan dan kekurangan investasi pada emas, saham, dan kripto, membantu kita memahami pilihan yang tersedia.

1. Emas

Sebagai salah satu bentuk investasi tertua, emas tetap menjadi primadona berkat kesederhanaan dan kemudahannya. Andi Nugroho menjelaskan bahwa emas sangat dikenal masyarakat, proses pembelian dan penjualannya pun relatif mudah, menjadikannya instrumen yang sangat likuid. Ketersediaan emas dalam berbagai pecahan, mulai dari satu gram hingga satu kilogram, memudahkan investor menyesuaikannya dengan kemampuan modal.

Selain itu, bentuknya yang kecil memudahkan penyimpanan, bahkan dapat berfungsi sebagai perhiasan. “Dengan berbagai kelebihan itu, emas juga bisa berfungsi sebagai dana darurat,” tambah Andi, menegaskan perannya sebagai pelindung nilai.

Namun, emas juga memiliki kekurangan. Ukurannya yang kecil meningkatkan risiko kehilangan atau menjadi sasaran tindak kriminal. Andi juga mengingatkan, jika kondisi ekonomi global stabil, kenaikan harga emas biasanya tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu, emas lebih cocok untuk investasi jangka menengah hingga panjang dan bukan untuk mencari keuntungan cepat. Investor juga perlu memahami adanya selisih antara harga beli dan jual yang akan memengaruhi hasil akhir investasi emas.

2. Saham

Berbeda dengan stabilitas emas, investasi saham menawarkan dinamika yang lebih tinggi dengan potensi keuntungan besar, namun juga menuntut kesiapan menghadapi risiko tinggi. “Potensi kenaikan harga saham bisa fantastis, bahkan dalam satu hari saja. Tapi karena potensi untungnya tinggi, risiko ruginya juga sama besar,” jelas Andi.

Kemajuan teknologi telah membuat investasi saham semakin mudah diakses. Kini, siapa pun bisa membeli saham hanya melalui ponsel dan aplikasi investasi, bahkan dari rumah. Saham juga menawarkan dua jenis keuntungan: dividen bagi investor jangka panjang dan keuntungan dari trading untuk tujuan jangka pendek. “Saham bisa jadi aset investasi untuk mendapatkan dividen, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek dengan menjalankan sistem trading,” kata Andi.

Meskipun demikian, Andi menekankan bahwa investasi saham tidak cocok untuk semua orang. Analisis yang kompleks dan membutuhkan pemahaman pasar bisa menjadi kendala, terutama bagi investor yang kurang akrab dengan teknologi atau tidak memiliki waktu untuk mendalaminya.

3. Kripto

Menurut Andi, investasi kripto menjanjikan keuntungan yang luar biasa, namun disertai risiko yang jauh lebih besar dibandingkan saham. “Potensi keuntungan kripto bisa lebih tinggi dari saham, tapi potensi kerugiannya juga bisa jauh lebih parah,” ujarnya.

Salah satu keunggulan utama kripto adalah sifatnya yang tanpa batas negara dan teritori, memungkinkan investor bertransaksi kapan saja dan di mana saja. Ada banyak pilihan aset kripto yang bisa dibeli dengan harga relatif terjangkau, bahkan di beberapa negara sudah ada merchant yang menerima pembayaran menggunakan kripto.

Namun, perbedaan fundamental kripto dari saham adalah ketiadaan underlying asset atau aset nyata, seperti halnya perusahaan pada saham. Hal ini membuat volatilitas kripto murni bergantung pada jumlah permintaan dan penawaran. “Berbeda dengan emiten saham, kripto tidak ada underlying asset-nya sehingga volatilitas yang terjadi murni karena jumlah permintaan dan penawaran,” jelas Andi. Ketiadaan aset dasar ini berkontribusi pada risiko ekstrem yang harus dipertimbangkan oleh setiap calon investor.

Lantas, bagaimana cara menentukan investasi yang cocok dengan kita?

Memilih instrumen investasi yang tepat memerlukan pemahaman mendalam tentang diri sendiri. Andi Nugroho menyarankan untuk memulai dengan mengenali profil risiko pribadi: apakah Anda seorang yang agresif (berani mengambil risiko tinggi), konservatif (cenderung menghindari risiko), atau moderat (berada di tengah-tengah).

Setelah memahami toleransi risiko, langkah berikutnya adalah menyesuaikan modal dan mengatur jangka waktu investasi. Pertimbangkan berapa lama dana Anda bisa “diparkir” untuk diinvestasikan, apakah itu jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (1-3 tahun), atau jangka panjang (lebih dari 3 tahun).

Terakhir, dan tak kalah penting, adalah menentukan tujuan investasi yang jelas. “Apakah untuk sekolah lagi, menikah, jalan-jalan, atau pensiun,” tutup Andi. Dengan memahami profil risiko, jangka waktu, dan tujuan, Anda dapat memilih pilihan investasi yang paling sesuai untuk mencapai sasaran finansial Anda.

Ringkasan

Artikel ini membahas pilihan investasi antara emas, saham, dan kripto, menjawab pertanyaan umum tentang instrumen terbaik di tengah dinamika ekonomi. Perencana keuangan Andi Nugroho menjelaskan karakteristik masing-masing. Emas dikenal likuid dan stabil sebagai pelindung nilai untuk jangka menengah-panjang, namun kenaikannya tidak selalu signifikan. Saham menawarkan potensi keuntungan dan risiko tinggi, cocok untuk dividen atau trading, tetapi membutuhkan pemahaman pasar. Sementara itu, kripto menjanjikan keuntungan luar biasa namun dengan risiko ekstrem karena ketiadaan aset dasar.

Untuk menentukan investasi yang tepat, Andi Nugroho menyarankan investor untuk mengenali profil risiko pribadi mereka, baik agresif, konservatif, maupun moderat. Kemudian, sesuaikan modal dan jangka waktu investasi, apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. Terakhir, menetapkan tujuan investasi yang jelas, seperti untuk pendidikan, pernikahan, atau pensiun, sangat penting untuk mencapai sasaran finansial yang diinginkan.

Sponsored